KOMPAS.com - Peristiwa air terjun Sedudo di Nganjuk berwarna hitam menjadi berita menarik bagi pembaca hari Rabu (14/11/2018).
Melalui akun Twitternya, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, menjelaskan penyebab kejadian di air terjun Sedudo tersebut.
Selain itu, terungkapnya kasus pembunuhan seorang sopir taksi online di Palembang juga menjadi sorotan. keluarga dan polisi memastikan jasad yang ditemukan di pinggir jalan adalah Sofyan.
Berikut ini secara lengkap 5 berita populer Nusantara.
Warganet heboh dengan peristiwa air terjun Sududo yang berubah warna menjadi hitam. Komentar pun bermunuculan untuk menjelaskan penyebabnya.
Namun, melalui akun Twitter miliknya, @Sutopo_PN, pada Rabu (14/11/2018), Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menuliskan, kejadian tersebut merupakan dampak dari kebakaran hutan yang terjadi sebelum musim penghujan tiba.
Aliran hujan membawa abu bekas kebakaran di bagian atas terbawa aliran air. Sutopo juga menegaskan kejadian ini hanya terjadi sementara waktu.
Ketika abu sisa kebakaran di bagian hulu sungai sudah habis, maka warna air akan kembali normal sebagaimana biasanya.
Baca berita selengkapnya: Air Terjun Sedudo di Nganjuk Berwarna Hitam, Ini Penjelasan BNPB
Jajaran polisi di Polda Sumatera Selatan butuh 15 hari untuk melakukan pencarian terhadap Sofyan (43), korban pembunuhan dan perampokan.
Sejak Fitriani (32), istri Sofyan, melapor pada hari Senin (29/10/2018), polisi mengumpulkan sejumlag bukti untuk melacak keberadaan sopir taksi online tersebut.
Informasi bahwa Sofyan mengantar penumpang ke kawasan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, terus diikuti. Akhirnya, salah satu pelaku berhasil diringkus dan jasad korban pun segera ditemukan.
Baca berita selengkapnya: Proses Panjang Pencarian Sopir Taksi Online Sofyan, hingga Ditemukan Tinggal Tulang
“Selamat ulang tahun, Nak... Ibu tidak tahu Rachel di mana sekarang. Semua doa terbaik buatmu anakku sayang. Semoga kau dan adikmu baik-baik saja...” lirih doa itu diucapkan Henita Pangke (40).