Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Bangun Bimo Atiflugeni Membangun Brand Ame Raincoat (2)

Kompas.com - 01/11/2018, 07:00 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Bimo Atiflugeni, salah satu pendiri brand Ame Raincoat masih dilanda kegirangan setelah salah satu jaket parka Authentic Series-Terracotta dibeli oleh Presiden Joko Widodo dalam acara Ideafest 2018 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018) lalu.

Bagi entrepreneur muda seperti Bimo, salah satu produknya dipakai orang nomor satu di Indonesia jadi sebuah kebanggaan.

"Iya teman-teman masih seneng. Mungkin kebetulan juga iya, buah kerja keras juga mungkin iya. Karena saya percaya kalau kita berbuat baik ya hasilnya baik. Ya rezeki lah, itu berkah dari Allah," ucap Bimo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/10/2018).

Namun, di balik itu semua, Bimo dan rekan-rekan mesti melewati perjalanan yang berliku dalam menjaga eksistensi produknya.

Baca juga: Ame Raincoat, Berawal dari Tugas Kuliah hingga Bikin Merinding karena Dibeli Jokowi (1)

Bimo berkisah, Ame Raincoat lahir dari tugas kuliah Desain Bisnis di Institut Teknologi Bandung (ITB) sekitar empat tahun lalu. Ia bersama empat kawannya mesti patungan masing-masing Rp. 200 ribu untuk membeli bahan dan mencari penjahit handal.

"Bahannya juga gak bisa asal jahit, harus yang ahli juga," kata pemuda berusia 25 tahun itu.

Sedari awal, Bimo memang fokus untuk mengembangkan sebuah busana yang tahan air atau bisa disebut jas hujan berdesain trendi. Sebab itu, ia pun mesti melewati waktu lama untuk melakukan riset.

"Ternyata bahan yang pertama kurang bagus, bahannya kaku dan cepat rusak. Nahan air tapi gak tahan lama. Saya coba riset lagi, kita pindah vendor beberapa kali," tuturnya.

Ia pun memanfaatkan laboratorium desain di kampusnya untuk menguji bahan kain yang akan ia pakai sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan kain waterproof polyester lengkap dengan lining cotton oxford.

Baca juga: Ame Raincoat, Jas Hujan Jokowi yang Terinspirasi Estetika Jepang

Setelah prototipe rampung, Bimo mencoba memasarkan produknya secara pre-order. Cara tersebut jadi jalan aman untuk mengawali bisnis dengan modal pas-pasan.

"Kalau stok gak ada duitnya kan harus pre-order mulai dijual ke teman. Memasarkan pakai Instagram. Pertama kali muncul, sekitar selusin kejual. Duputar lagi tuh duitnya," ucap pemuda asal Malang itu.

Bimo juga sempat mengalami pengalaman pahit saat beberapa jaketnya dibawa kabur vendor.

"Memang ada dibawa kabur vendor tapi gak banyak. Pas masuk toko kita coba kirim sampel, enggak ada feedback, barang enggak balik. Tapi ya kita tetap fokus saja," ujarnya.

Arahan Dosen

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mensesneg Pratikno (kedua kanan) dan Co Founder Ideafest Bernhard Subiakto (kiri) membeli jaket dalam pameran Ideafest 2018 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (26/10/2018). Presiden berharap Ideafest dapat menjadi wadah untuk mendorong lahirnya berbagai inovasi berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.
ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mensesneg Pratikno (kedua kanan) dan Co Founder Ideafest Bernhard Subiakto (kiri) membeli jaket dalam pameran Ideafest 2018 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (26/10/2018). Presiden berharap Ideafest dapat menjadi wadah untuk mendorong lahirnya berbagai inovasi berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.

Bimo berkata, perkembangan positif Ame Raincoat tak lepas dari arahan Pak Susanto, dosen mata kuliah Bisnis Desain. Susanto, kata Bimo, mengajarkan bahwa bisnis tak hanya punya sudut pandang estetis, namun mesti paham tentang pasar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com