Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isak Tangis Iringi Kedatangan Jenazah Ibu dan Anak Korban Gempa

Kompas.com - 01/10/2018, 11:00 WIB
Junaedi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.
MAJENE, KOMPAS.com – Dua jenazah korban gempa dan tsunami Palu asal Majene, Sulawesi Barat, disambut isak tangis sanak keluarga dan tetangga yang sudah menunggu di rumah duka, Minggu (30/9/201) malam.

Kedua korban itu yakni Islamiah dan anaknya, Sarti. Mereka meninggal setelah tertimpa reruntuhan tembok rumahnya saat gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Donggala.

Korban sempat meminta tolong dan berusaha menyelamatkan diri dan anaknya. Namun nahas, ia tewas bersama anaknya sebelum ia sempat ditolong suaminya.

Warga yang sudah mendengar kabar meninggalnya ibu dan anak ini ikut menanti kedatangan jenazah di rumah duka, Dusun/Desa Tinambung, Kecamatan Pamboang, Majene, Sulawesi Barat.

Baca juga: 5 Fakta Gempa dan Tsunami Palu: Rebutan Makanan, Fenomena Tanah Bergerak, dan 832 Korban Jiwa

Suasana duka tampak menyelimuti keluarga dan kerabat korban saat jenazah diturunkan dari ambulans.

Suami korban, Asruddin, yang turut menemani jenazah istri dan anakya pulang ke rumah duka sempat pingsan. Ia tak kuat menahan kepedihan ditinggal orang yang dicintai. 

Kepala Desa Tinambung, Majene, Ardiyansah menyebutkan, korban dan keluarganya di Majene sempat kehilangan kontak saat sesaat setelah gempa berlangsung. 

Belakangan baru diketahui, ibu dan anak ini meninggal tertimpa reruntuhan rumahnya yang ambruk saat gempa terjadi.

“Pihak kelurga sempat panik dan bingung lantaran kesulitan mencari tahu kabar keluarganya karena jaringan kemunikasi ke palu pasca-gempa putus,” jelas Ardiansyah, Kepala Desa Tinambung.

Baca juga: Hoaks, Informasi Gempa 8.1 M dan Tsunami Susulan di Palu

Menurut Ardiyansah, jumlah warga desanya yang ada di Palu sekitar 10 orang. Selain Asrudin dan keluarganya, hingga kini pihaknya belum mendapat kabar tentang warga lainnya.

Ardiyansyah mengatakan, kedua korban rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dusun Tinambung, Majene.

Sejak kabar meninggalnya ibu dan anaknya ini diketahui keluarga, sanak keluarga dan kerabat dekat almarhumah terus berdatangan ke rumah duka.

Keluarga juga menyiapkan tenda untuk menampung sanak keluarga yang datang melayat ke rumah duka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com