Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pendaki Jatuh ke Dalam Jurang di Puncak Gunung Slamet

Kompas.com - 27/09/2018, 15:24 WIB
Iqbal Fahmi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Seorang pendaki bernama Safiq Fadilah (14) dilaporkan terjatuh ke dalam jurang di kawasan puncak Gunung Slamet, Jawa Tengah, Rabu (26/9/2018).

Korban merupakan siswa Pondok Pesantren Nurul Huda, Kecamatan Kutasari, Purbalingga. Ia terjatuh ke dalam jurang sedalam tujuh meter saat turun dari puncak.

Pengelola basecamp Gunung Slamet Dusun Bambangan, Purbalingga, Slamet Ardiyansah mengatakan, korban berangkat bersama rombongan yang berjumlah 6 orang.

Mereka berangkat dari basecamp pada Selasa (25/9/2018) sekitar pukul 13.00 WIB. Keesokan paginya, rombongan melanjutkan perjalanan ke puncak dan turun menjelang siang.

“Sekitar pukul 12.15 WIB, basecamp menerima telepon mengaku dari pendaki. Dia melaporkan jika ada temannya yang jatuh ke jurang di kawasan batu merah puncak,” bebernya.

Baca juga: 90 Persen Titik Api di Lereng Gunung Slamet Berhasil Dipadamkan

Setelah mempersiapkan personel dan logistik, tim SAR berangkat menjemput korban pukul 13.00 WIB dan sampai di TKP sekitar pukul 17.15 WIB.

“Evakuasi berlangsung sekitar 60 menit hingga berhasil mengangkat korban dari dasar jurang menjelang Maghrib,” ujarnya.

Slamet menuturkan, korban sampai di basecamp sekitar pukul 20.15 WIB dengan ditandu oleh tim SAR. Korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Karangreja dan dirujuk ke RS Siaga Medika.

“Korban mengalami luka di bagian pelipis karena terbentur batu saat terjatuh,” tuturnya.

Untuk menghindari hal serupa, Slamet mengimbau kepada pendaki untuk meningkatkan kewaspadaan ketika berada di kawasan Batu Merah dan batas vegetasi sekitar puncak.

Pasalnya kawasan itu dianggap paling rawan dan sering memakan korban.

Baca juga: Kemarau, Pendaki Dilarang Buat Perapian di Gunung Slamet

“Medan berupa batu kerikil vulkanik berwarna merah yang labil, kebanyakan pendaki yang jatuh ke jurang karena berlari dan terpeleset,” jelasnya.

Selain itu, pihak pengelola Jalur Bambangan melarang pendaki berada di puncak lebih dari pukul 12.00. Sebab setelah lewat tengah hari, cuaca di puncak dapat berubah hanya dalam hitungan menit.

“Kami juga batasi durasi pendaki di puncak tidak lebih dari 50 menit, walaupun sekarang statusnya normal, namun Gunung Slamet itu gunung aktif, jadi mengantisipasi keluarnya gas beracun dari dalam kawah,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com