Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Candaan Bom, Sekuriti Bandara Bilang Frantinus Tak Sebut Kata Bom

Kompas.com - 11/09/2018, 10:47 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Sidang lanjutan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dalam peristiwa kasus candaan bom yang terjadi di dalam pesawat Lion Air JT 687 dengan terdakwa Frantinus Nirigi (FN) di Pengadilan Negeri Mempawah berlangsung alot.

Jaksa penuntut umum (JPU) Kejari Mempawah sejatinya akan menghadirkan 11 saksi, namun hanya 9 saksi yang memberikan kesaksian dalam sidang yang dimulai sejak Senin (10/9/2018) siang hingga tengah malam tersebut.

Salah satu saksi dalam sidang tersebut adalah Edi Subadi, sekuriti bandara (Avsec) yang pertama kali memeriksa FN usai mendapat laporan dari pramugari Lion Air, Cindy Veronika Muaya.

Saat peristiwa tersebut, Edi menyebutkan bahwa FN tidak menyebut kata bom. FN hanya menyebutkan "ada tiga laptop bu" dalam aksen logat orang Papua.

"Waktu saya tanya, saudara Nirigi bilang 'ada tiga laptop bu'," ungkap Edi, Senin malam.

Edi kemudian memeriksa isi tas FN dan mendapati barang-barang seperti yang dikatakan Frantinus. Dia pun kemudian kembali menemui Cindy dan menyampaikan adanya kekeliruan pendengaran tersebut.

Baca juga: Sidang Frantinus Nirigi, PN Mempawah Disebut Tak Berwenang Mengadili

Kesaksian Edi diperkuat oleh kesaksian atasannya yang juga menjadi saksi, Rudi Sanjaya yang turut melakukan interogasi awal pasca-peristiwa tersebut.

Menurut Rudi, Frantinus sama sekali tidak ada menyebutkan kata bom. Frantinus juga berulang kali hanya menyebutkan "awas ada laptop bu".

"Saat diinterogasi, FN sempat termenung dan terdiam selama sekitar sepuluh menit," ungkap Rudi.

Rudi juga mengungkapkan bahwa pihaknya hanya melakukan interogasi awal terhadap FN, sebelum interogasi lanjutan diserahkan kepada pihak kepolisian.

Sementara itu, saksi kunci dalam peristiwa ini, yaitu pramugari Cindy Veronika Muaya bersikukuh bahwa yang didengarnya saat itu adalah kata bom.

Cindy merupakan pramugari yang berhadapan langsung dengan Frantinus Nirigi sebelum semua peristiwa itu terjadi.

"Jarak saya dengan terdakwa hanya berjarak satu langkah," ungkap Cindy.

Saat itu, sebut Cindy, dirinya melihat FN datang ke dalam pesawat dan terlihat kebingungan melihat bagasi di atasnya untuk menyimpan barang yang dibawanya. Cindy saat itu juga baru selesai merapikan bagasi.

Cindy kemudian meminta FN untuk meletakkan barang bawaannya ke tempat bagasi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com