Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Yang Sabar, Nak, Ayah Sudah Tiada...”

Kompas.com - 27/08/2018, 16:17 WIB
Masriadi ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – Siti Nur Rahmi (27) tak kuasa menahan tangis ketika jenazah suaminya, Brigadir Faisal tiba di rumah di Desa Rambong, Kemukiman Beuracan, Kecamatan Meurudue, Kabupaten Pidie Jaya, Minggu (27/8/2018) menjelang sore.

Ambulans milik Polres Aceh Utara menghantarkan jenazah pria yang akrab disapa Birong itu diiringi sejumlah perwira polisi, termasuk Kapolres Aceh Utara AKBP Ian Rizkian.

Mengenakan jilbab merah muda yang membalut sekujur tubuhnya dengan baju terusan panjang bermotif bunga, Siti tampak sangat sedih. Pria yang dicintainya itu telah pergi untuk selama-lamanya.

Apalagi, Rahmi, begitu panggilan akrab Siti Nur Rahmi, kini sedang mengandung buah cintanya dengan sang bhayangkara muda. Usia kandungannya sudah delapan bulan. September nanti, menurut dokter, dia akan melahirkan anak pertama.

“Yang sabar Nak, ayah sudah tiada,” ucap Rahmi sembari mengelus perutnya.

Jenazah Birong dimakamkan tak jauh dari rumah, persis di sisi kiri. Rekan-rekannya menghantarkan kepergiannya dengan penuh haru. Birong dikenal pemberani. Wajahnya gahar, namun dikenal rajin beribadah.

Baca juga: Perompak yang Bunuh Bripka Faisal Berasal dari Kelompok Setan Botak

Sejumlah pengurus bhayangkari menemaninya. Bahkan, Ketua Bhayangkari Aceh Utara Silvya Ian Rizkian memeluk Rahmi berkali-kali. Silvya juga memegang payung agar Rahmi tak kepanasan saat menyaksikan prosesi pemakaman.

Rahmi berusaha tegar. Namun air matanya terus menetes. Ia pun berkali-kali menyeka air matanya dengan tisu putih.

Sang suami tak meninggalkan pesan apa pun sebelum kepergiannya. Hanya saja, setiap hari suami berpesan agar jaga kesehatan dan menjaga buah hati mereka.

“Beliau orang baik, sangat baik dan penyayang,” kata Rahmi.

Bripka Faisal dilahirkan di Desa Rambong, Pidie Jaya, pada 27 April 1986. Dia dikenal berani dalam menjalankan berbagai misi penangkapan pelaku kriminal.

Tiga hari sebelum meninggal, Birong sempat berpesan kepada atasannya Kasat Reskrim Polres Aceh Utara Iptu Rezki Kholidiansyah bahwa hidup hanya sementara dan ibadah adalah keabadian.

“Tiga hari lalu, Iptu Reski ngobrol dengan Brigadir Faisal. Konteksnya soal tugas dan dedikasi untuk negara. Faisal bilang bahwa selalu meningkatkan ibadah pada Allah SWT dan membaca Al Quran untuk dijadikan pedoman hidup. Jika itu rujukannya, maka tugas berjalan lancar,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Ian Rizkian.

Baca juga: 6 Pembunuh Bripka Faisal Ditangkap, Satu di Antaranya Tewas Ditembak

Ian tampak berduka. Bripka Faisal meninggal saat menjalankan tugas menyelidiki informasi dari masyarakat terkait kapal yang diduga gembong narkoba dan bersenjata api.

“Saya berduka, dia bhayangkara sejati, tepat waktu, tepat tugas, dan baik antar sesama bhayangkara. Saya bangga atas kinerjanya selama ini, saya berdoa Allah SWT menempatkannya di surga, amin,” kata Ian Rizkian.

Sebelumnya, diberitakan Faisal gugur saat menjalankan tugas. Bripka Anumerta Faisal meninggal ditikam oleh pelaku yang diduga hendak menyelundupkan narkoba di kawasan Pantai Bantayan, Aceh Utara, Minggu (26/8/2018).

Kompas TV Selain tingginya curah hujan, banjir juga dipicu luapan Sungai Kerto yang mengalami pendangkalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com