Salin Artikel

“Yang Sabar, Nak, Ayah Sudah Tiada...”

Ambulans milik Polres Aceh Utara menghantarkan jenazah pria yang akrab disapa Birong itu diiringi sejumlah perwira polisi, termasuk Kapolres Aceh Utara AKBP Ian Rizkian.

Mengenakan jilbab merah muda yang membalut sekujur tubuhnya dengan baju terusan panjang bermotif bunga, Siti tampak sangat sedih. Pria yang dicintainya itu telah pergi untuk selama-lamanya.

Apalagi, Rahmi, begitu panggilan akrab Siti Nur Rahmi, kini sedang mengandung buah cintanya dengan sang bhayangkara muda. Usia kandungannya sudah delapan bulan. September nanti, menurut dokter, dia akan melahirkan anak pertama.

“Yang sabar Nak, ayah sudah tiada,” ucap Rahmi sembari mengelus perutnya.

Jenazah Birong dimakamkan tak jauh dari rumah, persis di sisi kiri. Rekan-rekannya menghantarkan kepergiannya dengan penuh haru. Birong dikenal pemberani. Wajahnya gahar, namun dikenal rajin beribadah.

Sejumlah pengurus bhayangkari menemaninya. Bahkan, Ketua Bhayangkari Aceh Utara Silvya Ian Rizkian memeluk Rahmi berkali-kali. Silvya juga memegang payung agar Rahmi tak kepanasan saat menyaksikan prosesi pemakaman.

Rahmi berusaha tegar. Namun air matanya terus menetes. Ia pun berkali-kali menyeka air matanya dengan tisu putih.

Sang suami tak meninggalkan pesan apa pun sebelum kepergiannya. Hanya saja, setiap hari suami berpesan agar jaga kesehatan dan menjaga buah hati mereka.

“Beliau orang baik, sangat baik dan penyayang,” kata Rahmi.

Bripka Faisal dilahirkan di Desa Rambong, Pidie Jaya, pada 27 April 1986. Dia dikenal berani dalam menjalankan berbagai misi penangkapan pelaku kriminal.

Tiga hari sebelum meninggal, Birong sempat berpesan kepada atasannya Kasat Reskrim Polres Aceh Utara Iptu Rezki Kholidiansyah bahwa hidup hanya sementara dan ibadah adalah keabadian.

“Tiga hari lalu, Iptu Reski ngobrol dengan Brigadir Faisal. Konteksnya soal tugas dan dedikasi untuk negara. Faisal bilang bahwa selalu meningkatkan ibadah pada Allah SWT dan membaca Al Quran untuk dijadikan pedoman hidup. Jika itu rujukannya, maka tugas berjalan lancar,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Ian Rizkian.

Ian tampak berduka. Bripka Faisal meninggal saat menjalankan tugas menyelidiki informasi dari masyarakat terkait kapal yang diduga gembong narkoba dan bersenjata api.

“Saya berduka, dia bhayangkara sejati, tepat waktu, tepat tugas, dan baik antar sesama bhayangkara. Saya bangga atas kinerjanya selama ini, saya berdoa Allah SWT menempatkannya di surga, amin,” kata Ian Rizkian.

Sebelumnya, diberitakan Faisal gugur saat menjalankan tugas. Bripka Anumerta Faisal meninggal ditikam oleh pelaku yang diduga hendak menyelundupkan narkoba di kawasan Pantai Bantayan, Aceh Utara, Minggu (26/8/2018).

https://regional.kompas.com/read/2018/08/27/16170141/yang-sabar-nak-ayah-sudah-tiada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke