Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Terduga Teroris yang Ditangkap di Pekanbaru Merupakan Pegawai PLN

Kompas.com - 29/07/2018, 18:58 WIB
Idon Tanjung,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri dan Polda Riau menangkap lima orang terduga teroris di wilayah Pekanbaru.

Salah satu terduga teroris yang ditangkap adalah AHD atau dikenal Daulay pegawai PLN di Pekanbaru yang diduga sebagai donatur dalam aksi terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, beberapa waktu lalu.

Namun, hingga Minggu (29/7/2018) Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto ketika dikonfirmasi Kompas.com belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut mengenai penangkapan pada Jumat (27/7/2018) itu.

"Kita cuma membenarkan penangkapan saja. Untuk inisial nanti tanya ke Densus," jawab Narto.

Baca juga: Polri Tangkap 5 Terduga Teroris di Pekanbaru Terkait JAD

Dari penelusuran Kompas.com, terduga teroris Daulay berdomisili di Jalan Karya Mandiri Kelurahan Perhentian Raja, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau.

Ketua RT setempat, Jhonson BL Tobing membenarkan bahwa Daulay adalah salah satu warganya.

"Iya, beliau warga saya. Dia memang pegawai PLN yang ditangkap Densus 88 karena diduga teroris pada Jumat," jawab Jhonson saat ditemui di rumahnya, Minggu.

Dia mengaku tidak mengetahui di mana Daulay ditangkap. Hanya saja, selaku ketua RT ikut menyaksikan penggeledahan rumah Daulay. "Ada beberapa barang yang dibawa polisi dari rumah Opung," katanya.

Jhonson mengaku kenal persis dengan sosok Daulay. Sehari-hari Daulay akrab dipanggil Opung. "Kami panggil dia Opung di sini. Dia orangnya baik dan rajin beribadah," ungkap Jhonson.

Dia menceritakan, sehari-hari Daulay melakukan aktivitas seperti masyarakat biasa. Tidak ada kegiatan-kegiatan yang mencurigakan berkaitan dengan teroris. "Tak ada yang mencurigakan dari dia. Saya tau persis bagaimana beliau. Sejak tahun 2006 kami di perumahan ini sampai sekarang," tutur Jhonson.

Menurut dia, sebelumnya Daulay dikenal sosok yang suka bergaul bahkan nongkrong bersama warga di kedai kopi. Namun empat tahun terakhir,  Daulay berubah drastis dan jarang mengikuti kegiatan masyarakat.

"Dulu dia itu biasa saja penampilannya. Kami sering ngopi bersama. Cuma empat tahun terakhir dia berubah total. Pulang dari kerja dia di rumah saja. Di sini ada wirid bulanan, dia tidak ikut," kata Jhonson.

Namun sebut dia, Daulay tidak pernah mengajak atau mempengaruhi orang lain dalam kehidupannya. "Tidak ada. Kami tidak ada diajak ini itu. Kami sebenarnya tidak menyangka kalau dia seperti itu (teroris)," ujar Jhonson.

Terkait diduga jadi donatur dalam aksi terorisme, Jhonson juga mengaku kaget mendengar berita itu.

"Kami sebelumnya sudah tahu juga infonya kalau dia diduga donatur (dalam aksi terduga teroris). Kalau donatur banyak uangnya. Tapi kami lihat Opung orangnya sederhana saja. Dia cuma pakai motor shogun," ucapnya.

Jhonson mengatakan, Daulay sudah berstatus duda yang bercerai dengan istrinya sejak setahun yang lalu. "Dia cerai. Dia tinggal bersama dua anaknya dan satu mertua di rumahnya," katanya.

Sementara Manajer SDM & Umum PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Habibollah, membenarkan adanya pegawai PLN yang ditangkap oleh polisi.

"Terkait adanya pemberitaan tentang penangkapan saudara D, yang merupakan salah seorang karyawan PLN, dengan posisi selaku Staf (bukan petinggi) di salah satu Rayon Kota Pekanbaru benar adanya,” dalam siaran persnya.

Dia menyebutkan, pihaknya mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk memproses yang bersangkutan sesuai aturan hukum yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com