Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AL Gagalkan Penyelundupan 12 Calon TKI Ilegal ke Malaysia

Kompas.com - 15/07/2018, 07:22 WIB
Hadi Maulana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut menggagalkan upaya penyelundupan 12 calon tenaga kerja Indonesia ke Malaysia, Jumat (13/7/2018).

Mereka hendak diberangkatkan melalui pelabuhan tidak resmi di kawasan Tanjunguban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).

"Seharusnya kami menyelamatkan lebih dari ini 12 calon TKI ilegal. Namun yang lainnya sudah lebih dulu berangkat ke Malaysia," kata Komandan Lantamal IV Laksamana TNI R Eko Suyanto, Sabtu (14/7/2018).

Eko mengatakan, hasil pemeriksaan, ada 30 calon TKI ilegal lain yang berhasil lolos.

Saat itu, kapal yang tumpangi para TKI menabrak Kapal Patroli Lantamal IV yang sedang menyergap mereka.

"Kami memprediksi mereka saat ini masih berada di tengah laut," ujar Eko.

Menurut dia, 12 calon TKI ilegal yang diamankan berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Timur. Demikian pula, mereka yang berhasil lolos rata-rata berasal dari wilayah Timur Indonesia.

Selain mengamankan 12 calon TKI, Lantamal IV juga mengamankan seorang pria warga Tanjunguban yang diduga sebagai penghubung terkait pengiriman TKI ilegal tersebut.

"Kami sudah mengantongi berbagai informasi terkait ini dan akan mengungkap jaringannya," kata Eko.

Eko mengatakan, 12 calon TKI yang diamankan akan diserahkan ke BP3TKI.

"Kami berharap mereka bisa bekerja secara resmi. Tapi nanti itu tergantung BP3TKI apakah akan diurus untuk secara resmi atau dikembalikan ke daerah asal," jelasnya.

Bekerja di perkebunan sawit

Calon TKI yang diamankan mengaku akan dipekerjakan di salah satu perkebunan sawit di Malaysia.

Namun, mereka tidak mengetahui lokasi pasti perkebunan tersebut.

"Kami dijanjikan bekerja di perkebunan sawit yang ada di Malaysia, namun dimana lokasi pastinya kami juga tidak tahu," kata Hartawan.

Hartawan mengaku, mengeluarkan uang sekitar Rp 5 juta untuk dapat diberangkatkan ke Malaysia.

"Katanya uang itu dipergunakan untuk ongkos, mulai dari Lombok hingga masuk ke Malaysia, dan uang tersebut saya dapatkan dari hasil berutang," jelasnya.

Hartawan mengaku sebelumnya pernah bekerja di Malaysia dan ingin kembali.

"Mau gimana lagi, di tempat asal saya tidak ada lapangan pekerjaan. Ya, satu-satunya ke Malaysia. Gaji yang ditawarkan juga menggiurkan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com