Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Akibat Merokok yang Menyerang Warga Bandung Terus Bertambah

Kompas.com - 24/05/2018, 12:42 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Perokok di Kota Bandung dari tahun ke tahun terus meningkat, terutama pada usia muda. 37 persen di antaranya perokok aktif.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Nina Manarosana mengatakan, jumlah perokok terus meningkat. Padahal dampak yang ditimbulkan sangat mengkhawatirkan. 

Berdasarkan hasil survei, 8 tahun lalu, penyakit akibat rokok yang menonjol di Kota Bandung hanya 2-3 dari 10 penyakit yang menyebabkan kematian. Namun kini menjadi 8 dari 10 penyakit.

Baca juga: Gara-gara Meme Rizieq Shihab dan Amien Rais, Anggota DPRD Babak Belur Dihajar Massa

"Tahun kemarin melonjak 8 dari10 penyakit terbanyak di kota Bandung," ujar Nina di Bandung, Rabu (23/5/2018).

Hasil survei 2017, sebanyak 37 persen perokok merupakan perokok aktif. Berbagai dampak negatif terutama dari rokok tembakau, mengintai.

Di antaranya stunting (gangguan pertumbuhan pada anak). Namun hal itu harus diteliti lebih lanjut meskipun korelasinya ada. 

"Perlu penelitian lebih lanjut, tapi yang jelas anak-anak stunting biasanya dikelilingi orang merokok," kata Nina.

"Penelitian public health menghubungkan korelasi yang kuat antara stunting dengan lingkungan merokok, cuma kenapa dia bisa stunting itu medis, jadi perlu penelitian lebih lanjut," imbuhnya.

Baca juga: Setiap Ramadhan, Makanan Khas Aceh Ini Diserbu Pembeli

Peneliti Yayasan Pemerhati Publik (YPKP) Indonesia dan Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (Kabar) Amaliya menceritakan penelitiannya.

Dalam penelitian Maret -Mei 2017 menunjukkan, perokok memiliki jumlah inti sel kecil (micronuclei) dalam kategori tinggi yakni sebanyak 147,1.

"Dari penelitian sel, perokok tembakau memperlihatkan k

Kompas TV Kasus kebakaran masih diselidiki oleh Polres Metro Jakarta Pusat.


etidakstabilan sel. Ketidakstabilan sel itu sebagai indikator terjadinya kanker di rongga mulut," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com