Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Pilihan Beda Itu Biasa, tetapi Ingat Pilih Pemimpin yang Baik

Kompas.com - 15/04/2018, 08:40 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan agar perbedaan pilihan di dalam berpolitik, terutama terkait pemilihan kepala daerah di Indonesia, tidak menyebabkan konflik berkepanjangan di tengah masyarakat.

Hal ini disampaikannya di depan ribuan penyuluh agama di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/4/2018). Di Jawa Tengah sendiri, pada tahun ini akan digelar pemilihan gubernur dan tujuh pemilihan bupati/wali kota.

"Jateng ada Pilgub dan 7 kabupaten/kota. Tahun depan (2019) juga Pilpres. Pilihan beda dalam demokrasi itu biasa," ujar Presiden.

(Baca juga: Zulkifli Hasan: Amien Rais Bicara Partai Setan Saat Itu sebagai Pembina Alumni 212)

Jokowi mengimbau agar antar pendukung jangan sampai merusak hubungan apik yang telah dibangun. Jangan sampai gara-gara pilkada, terjadi konflik di tengah masyarakat yang tak kunjung berhenti.

"Di dalam rumah saja beda itu biasa, tapi ingat, pilih pemimpin yang paling baik," pintanya.

Peringatan itu, lanjut Jokowi, diperlukan karena dia tak ingin masyarakat kehabisan energi dengan terus mempersoalkan pemilihan kepala daerah.

Proses demokrasi dengan memilih pemimpin memang harus ada yang menang dan yang kalah.

"Demokrasi ya seperti itu. Harus rukun dan bersama membangun negara," tambahnya.

(Baca juga: Senyum Geli Jokowi Saat Gendong Anak Balita Bernama Jokowi di Asmat)

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin meminta para penyuluh agama, mubaligh serta da'i untuk dapat menyampaikan khotbah yang berisi ajakan yang mendidik dan tidak memprovokasi.

Sebagai tulang punggung Kemenag, lanjut dia, penyuluh agama harus mampu menyampaikan pesan yang baik kepada masyarakat. Di tengah dinamika politik yang makin tinggi, penyuluh memiliki peran untuk ikut menjaga situasi.

"Mereka (penyuluh agama) ini hidup di tengah masyarakat, mereka juga menyerap aspirasi. Mereka pendukung pembangunan nasional," ujar Lukman.

(Baca juga: Presiden Jokowi: Kritik Boleh, Cemooh Jangan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com