Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Mengalir, Bantuan untuk Suami Istri Lansia dan Anaknya yang "Down Syndrome"

Kompas.com - 31/03/2018, 09:11 WIB
Dani Julius Zebua,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –  Dalam tempo 24 jam, lebih dari Rp 131 juta donasi sudah terkumpul untuk pasangan Hernowo (60) dan Kamilah (61), suami istri asal Kulon Progo, Yogyakarta, yang setiap hari setia mengantar Wahyu Heri Setiyawan (13), anaknya yang mengalami down syndrome, dengan sepeda ontel.

Angka itu telah melampaui target pada hari pertama pembukaan donasi yang dilakukan oleh situs penggalangan dana oleh Kompas.com melalui Kitabisa.com.

(Baca selengkapnya: Suami Istri Lansia "Ngontel" Setiap Hari dari Hutan ke Kota Antar Anaknya yang "Down Syndrome" ke Sekolah)

Lebih dari 400 donatur dari seluruh negeri memberi sumbangan bagi Hernowo dan Kamilah, pasangan asal Dusun Anjir, Kelurahan Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, DI Yogyakarta ini.  

Donasi bervariasi, mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 3.000.000. Hampir seluruh donatur itu anonim atau tidak menonjolkan identitas diri.

Sebagian juga menyertakan pesan dan dorongan agar Hernowo dan Kamilah tidak pernah menyerah atas keadaan ini. Mereka juga mengharapkan agar anak semata wayang dari lansia ini bisa menjadi pribadi kuat dan mandiri kelak.

Kitabisa.com merupakan situs penggalangan dana bagi siapa saja yang memerlukan bantuan, termasuk Hernowo, Kamilah, dan anak mereka Wahyu.

Para pembaca budiman tersentuh oleh perjuangan pria setengah tuli ini. Dia tidak absen mengayuh sepeda ontel belasan kilometer demi mengantar Wahyu yang mengalami down syndrome ke Sekolah Luar Biasa Negeri 1 di Kecamatan Panjatan.

Bersama Kamilah, wanita yang dinikahi 21 tahun lalu, dia mengantar Wahyu dari berangkat sekolah hingga pulang. Keteguhan hati itulah yang membuat Wahyu nyaris tidak pernah membolos.

“(Tidak masuk sekolah) nek sakit sedoyo (bahasa jawa: kalau sakit semua),” kata Kamilah di suatu waktu.

(Baca juga: Mengenal Anto Cepi, Anggota TNI Asli Gunung Kidul yang Disebut Mirip AHY)

Usia senja bukan penghalang. Wahyu dengan kekurangannya tetap disayang. Wahyu merupakan anak yang lahir setelah penantian 8 tahun pernikahan mereka. Kamilah bahkan pernah keguguran dua kali sebelum mengandung Wahyu.

Ketika mengetahui anaknya cacat mental, mereka segera memasukkan Wahyu ke SLB. Ketiganya naik di satu sepeda bersama-sama ke sekolah setiap hari. Kamilah beralasan, Wahyu tidak bisa dibiarkan sendirian di boncengan karena mentalnya yang tertinggal.

“Bocah iki (ini) tidak bisa ditinggal. Ini bisa tidur di sepeda,” kata Kamilah.

Sepeda jenis ontel berwarna hijau pudar itu merupakan kendaraan utama di kehidupan mereka. Sepeda itu berjasa bukan hanya untuk mengantar Wahyu, tetapi juga untuk membawa daun pisang dan daun pepaya untuk dijual, hingga mengangkut rumput pakan kambing yang mereka pelihara.

Keteguhan hati keduanya membuat Wahyu mulai mengalami banyak kemajuan. Usia Wahyu memang beranjak dewasa. Dia terlambat dalam segala hal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com