Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Warga Kampung di Pelosok Sulawesi untuk Bisa Baca dan Tulis

Kompas.com - 02/03/2018, 15:13 WIB
Hendra Cipto,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


MAKASSAR, KOMPAS.com - Meski saat ini sudah disebut zaman now, tetapi masih ada orang yang tertinggal seperti zaman dulu (jadul). Buktinya, banyak warga di pelosok kampung di Indonesia yang masih susah untuk belajar membaca dan menulis.

Seperti yang dialami warga di pelosok Kabupaten Maros, tepatnya di Kampung Bara-baraya, Dusun Tenete Bulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Mayoritas warga kampung tersebut bisa dianggap primitif karena tidak membaca dan menulis huruf aksara dan hijaiyah. Sehingga, kehidupan warga di kampung ini hambar, tak bisa menatap masa depan lebih baik.

Penduduk di kampung ini juga sulit belajar huruf hijaiyah karena tidak ada guru mengaji yang mengajarkan huruf hijaiyah. Meskipun demikian, ada satu masjid di kampung tersebut, tetapi tidak ada yang menjadi imam dalam menjalankan ibadah. Jadi, kehidupan warga di kampung tersebut nyaris tak beragama.

Untuk bisa tiba di kampung ini, kita harus melalui hutan, bukit, dan sungai dengan berjalan kaki selama tiga jam. Jalannya pun terjal, berbatuan, tanjakan dan turunan. Hal itu yang membuat kehidupan warga kampung ini sulit beradaptasi dengan orang lain.

Baca juga: Cerita Menyulap Kolong Flyover yang Bau Pesing Jadi Taman Baca

Salah satu warga, Daeng Raga, berinisiatif untuk mengubah sedikit kehidupan masyarakat dengan menjadikan kolong rumahnya sebagai sekolah. Daeng Raga menyadari bahwa warga kampung harus bisa membaca dan menulis.

"Saya harap anak dan cucu kita di kampung ini bisa mendapatkan pendidikan. Jangan seperti saya, tidak bisa membaca dan menulis. Saya sadari pentingnya pendidikan, makanya saya pindahkan istri dan delapan orang ke kampung lain. Ya, kampungnya istri di Kecamatan Tanralili, agar semua anak-anakku bisa bersekolah," kata Daeng Raga, Jumat (2/3/2018).

Daeng Raga mengungkapkan, sebanyak 90 persen warga di kampungnya buta aksara dan hijaiyah, mulai dari usia anak-anak hingga orangtua. Namun, kini sekelompok pemuda relawan mulai masuk ke kampung ini untuk mengajarkan membaca dan menulis anak-anak.

"Adanya relawan yang masuk ke kampung ini, saya juga mulai belajar membaca dan menulis. Makanya saya relakan kolong rumah saya jadi tempat belajar. Saya harap ada imam yang masuk ke kampung ini karena ada satu masjid, tapi jarang digunakan. Kami juga mau belajar mengaji, tapi belum ada gurunya," harapnya.

Kini, kolong rumah Daeng Raga telah dijadikan sekolah darurat. Sudah ada 20-an murid yang belajar membaca dan menulis. Anak-anak pun semangat belajar beralaskan tanah, di kolong rumah warga. Mereka hanya mengenakan pakaian biasa dan memakai sandal. Ada pula sebagian anak-anak yang mengenakan seragam pramuka.

Baca juga: Menengok Taman Baca Masyarakat Kolong di Jalan Layang Ciputat

Anak-anak kampung ini pun setiap harinya diajar oleh kelompok pemuda relawan Sekolah Kolong Project. Dari relawan itu, seorang guru honorer, Abdul Khalik, menjadi guru rutin yang mengajar warga kampung.

"Jarak dari rumah ke sekolah yang mencapai 20 km membuat saya harus ekstra sabar. Apalagi status saya sebagai guru honorer dengan penghasilan kurang dari Rp 1 juta per tiga bulan. Yang penting, warga di kampung ini bisa merasakan namanya pendidikan," tuturnya.

Salah satu anak didik, Abdul Khalik, Aisyah, mengaku sangat senang bisa belajar membaca dan menulis. Ia pun bercita-cita akan menjadi guru agar bisa mengajar di kampungnya.

"Saya mau jadi guru, biar nanti ada yang menggantikan Pak Khalik mengajar di sini. Kasihan Pak Khalik terlalu jauh ke sini hanya untuk mengajar kami," ujar Aisya dengan lantang.

Kompas TV Budaya membaca yang rendah di kalangan masyarakat menggugah sebagian orang untuk membuat beragam kegiatan demi meningkatkan kembali minat baca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com