Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Labu Madu, Pekarangan Kosong Pun Kini Semanis Madu

Kompas.com - 26/02/2018, 14:23 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Lahan pekarangan, terutama di pedesaan kerap dibiarkan kosong dan cenderung tidak terawat. Warga lebih fokus memanfaatkan sawah atau tegalan sebagai mata perncaharian. Padahal pekarangan, memiliki nilai manfaat tersendiri.

Seperti di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Warga di kampung ini sejak beberapa waktu lalu menanami pekarangan kosong dengan labu madu.

Hasil memanfaatkan pekarangan ini terbilang cukup untuk menambah pundi-pundi penghasilan. Pekarangan yang awalnya kosong, kini menghasilkan pundi rupiah dan menambah keasrian lingkungan desa.

Labu madu ini berbeda dengan labu pada umumnya. Dari penampakan fisik misalnya, bentuknya bulat memanjang dengan diameter lebih kecil pada bagian tengahnya.

(Baca juga : Berawal dari Iseng, Kampung Warna-warni di Bogor Kini Menginspirasi )

Soal rasa, sesuai dengan nama madu yang disandangnya. Labu jenis ini lebih manis dan memiliki aroma khas, serta tekstur daging yang lebih halus. Kandungan nutrisinya juga cukup tinggi.

Dari sisi ekonomi, harga jual labu ini berkisar di Rp 15.000 per kilogram. Pada setiap batang tanaman labu, menghasilkan hingga 7 buah dengan berat masing-masing 1-3 kilogram. Masa tanamnya pun cukup cepat, sekitar 3 bulan sudah panen.

"Potensinya cukup bagus. Makanya saya mendorong teman-teman untuk beralih tanam labu madu ini," ujar Ketua Kelompok Tani Labu Madu Sekar Gading di Desa Toyoresmi, Sulis, Minggu (25/2/2018).

Keberhasilan Sulis dan timnya menginspirasi warga sekitar. Satu per satu warga beralih dari tanaman singkong, ketela, dan melon ke labu madu. Selain cepat dan menguntungkan, perawatan labu madu lebih mudah dan prospektif untuk pertanian.

Misalnya Jarwo, seorang petani labu, saat ini ia bersiap menanam labu lebih banyak dari yang ada sekarang. Tanaman labu madu itu akan menggantikan tanaman cabe yang selama ini dia tekuni.

"Mulai bulan depan nanam lebih banyak labu. Saat ini lahan saya masih ada tanaman cabenya," ujar Jarwo.

Hingga saat ini, di Desa Toyoresmi sudah ada lebih dari 30 warga yang menanam labu madu. Ditambah lagi desa-desa lainnya di Kecamatan Ngasem. Mereka umumnya tergabung dalam kelompok tani sebagai wadah aktualisasi diri.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com