Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Sektor Ini Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Sulteng 2017

Kompas.com - 23/02/2018, 21:45 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com – Kondisi ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) triwulan IV/2017 meningkat dibaning triwulan sebelumnya. Namun pertumbuhan tahunan 2017, menurun 7,14 persen (yoy) dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 9,98 persen (yoy). 

Menurut Kepala Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Sulawesi Tengah, Miyono, pertumbuhan ekonomi Sulteng ditentukan oleh sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan, kontruksi, dan perdagangan.

“Secara sektoral, kontribusi kelima sektor utama tersebut terhadap total produk domestik regional bruto (PDRB), Sulteng mencapai 75,88 persen. Sementara 12 sektor lainnya memiliki kontribusi 24,12 persen,” kata Miyono, dalam pres release Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional, Jumat (23/2/2018).

Miyono mengungkapkan, pabrik pengolahan hasil tambang atau smelter di kawasan indutri di kabupaten Morowali menyebabkan pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan, relatif tinggi.

(Baca juga : Langkah Jokowi Setelah Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai Target)

Kondisi ini, sambung Miyono, berdampak signifikan pada pertumbuhan ekspor Sulawesi Tengah, di mana triwulan ini mengalami akselerasi hingga 163,15 persen.

Otomatis dengan tingginya pertumbuhan di sektor pengolahan turut menarik sektor pertambangan hingga tumbuh 21,78 persen. Karena bahan baku industri pengolahan dipasok dari sektor pertambangan.

Miyono mengatakan, di samping kuatnya permintaan industri dalam negeri, harga nikel yang meningkat pada Desember 2017 menjadi faktor pendorong lain tingginya pertumbuhan pada sektor pertambangan.

“Tingginya pertumbuhan di kedua sektor tersebut memberikan andil yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi di daerah ini, yakni sebesar 5.04 persen,” tutupnya.

Kompas TV Bank Indonesia menilai pelemahan nilai rupiah saat ini lebih didorong oleh faktor eksternal dibanding dalam negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com