Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bocah 10 Tahun Antar Nenek ke RS Sendirian dan Tak Mau Keluar dari ICU

Kompas.com - 21/02/2018, 18:27 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Wajah Fitri Ayu Dwi Pertiwi (10) terlihat lelah saat ditemui di ruang tunggu keluarga di ICU RSUD Blambangan Jumat (15/2/2017).

Tangannya tidak mau lepas menggenggam erat lengan Ani Sugiarti (35), ibu kandungnya yang duduk di sebelahnya.

Siswi kelas 4 SDN 3 Karangrejo ini sempat menghebohkan pengunjung RSUD Blambangan karena mengantarkan neneknya, Mujiati (68), seorang diri saat kontrol ke RSUD Blambangan Rabu (13/12/2017).

Bahkan saat neneknya harus rawat inap di ruang ICU RSUD Blambangan karena penyakit jantung, Fitri menjaga nenek yang merawatnya dan menolak saat disuruh keluar oleh petugas kesehatan seorang diri.

"Waktu itu aku nggak mau keluar dari kamar. Kasihan mbah kalau aku tinggal," kata Fitri dengan polos.

(Baca juga: Cerita Kakek 65 Tahun Sumbangkan Lahan di Tepi Sungai Citepus demi Atasi Banjir)

Fitri mengaku, selama beberapa hari neneknya mengeluh sakit di bagian dada. Dia kemudian berinisiatif izin sekolah dan mengantarkan neneknya dengan naik becak ke RSUD Blambangan untuk kontrol. Namun, dia tidak menyangka bahwa neneknya harus rawat inap.

"Aku cuma bawa uang Rp 15.000 untuk bayar becak, Mbah kan sudah ada kartunya buat periksa jadi enggak bayar," ungkapnya.

Selama ini, dia hanya tinggal dengan nenek dan kakeknya. Kondisi kakeknya juga sakit-sakitan dan tidak bisa jalan jauh sehingga hanya di rumah dan tidak bisa mengantar berobat ke rumah sakit.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka bertiga, Suwarni (67), kakek Fitri membuat layang-layang.

"Waktu itu aku bingung pas Mbah disuruh nginap akhirnya bilang sama Bu Guru dan akhirnya Bu Guru hubungi Ibu yang lagi kerja jauh," kata Fitri.

Sementara itu, Ani Sugiarti (35), ibu kandung Fitri dengan mata berkaca-kaca bercerita jika sejak dua tahun terakhir dia meninggalkan rumah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga sehingga Fitri terpaksa dititipkan kepada nenek dan kakeknya.

Dia mengaku, tidak ada pilihan lain karena pekerjaannya sebagai buruh cuci tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka. Selain itu dia juga seorang diri membiayai sekolah Fitri.

"Saya sulit untuk izin pulang tapi jika ada waktu saya pulang ke rumah untuk melihat keluarga. Kasihan Fitri, dia tidak pernah tahu bapaknya. Saat dia baru lahir bapaknya pergi nggak ada kabar sampai sekarang," katanya.

(Baca juga: Kisah Dava, Bocah 12 Tahun dengan Usus di Luar Perut sejak Lahir)

Ani mengaku tahu ibunya masuk rumah sakit dari rekannya yang datang ke tempatnya bekerja.

"Saya nggak punya handphone. Fitri ngasih tau gurunya dan gurunya telpon temen saya yang rumahnya deket tempat saya kerja. Saya enggak punya handphone. Saya langsung pulang kepikiran Fitri. Sama siapa dia ngurus Mbahnya," katanya sambil memeluk anaknya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com