Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rayyan, Bocah SD yang Rawat Ibunya di RS Seorang Diri

Kompas.com - 17/02/2018, 14:45 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir warganet dibuat haru oleh sebuah foto bocah laki-laki yang sedang menunggu sang ibu berbaring sakit. Sudah berhari-hari bocah itu merawat ibunya sendirian, tanpa alas tidur, tanpa makanan, tanpa sanak keluarga lainnya.

Al Rayyan Dziki Nugraha (10), nama bocah tersebut. Dia sedang menunggu ibunya, Ani, yang menderita gagal ginjal di RSUD Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah, sejak sembilan hari lalu.

Rayyan seorang diri merawat ibu tercintanya itu, mulai dari menyuapi makanan, membantu duduk, mengganti pakaian, hingga menuntun ibu ke kamar mandi.

Kondisi tersebut praktis membuat Rayyan tak bisa sekolah, apalagi bermain seperti teman-teman sebaya lainnya.

"Saya sayang sekali sama ibu. Saya tidak mau berpisah," kata Rayyan saat ditemui di bangsal Gladiol no 14 RSUD Tidar Kota Magelang, Jumat (16/2/2018).

(Baca juga : Kisah Heroik Aiptu Munir Lumpuhkan Penyerang Gereja Santa Lidwina Bedog )

Menurut Rayyan, ibunya memang sudah lama menderita sakit. Dia sendiri tidak tahu penyakit yang diderita ibunya. Dokter hanya pernah memberi tahu kalau ibu kandungnya mengalami gagal ginjal sehingga harus menjalani pengobatan rutin.

Terakhir, ibunya dibawa ke rumah sakit oleh para tetangganya.

"Ibu sudah empat kali masuk rumah sakit. Kata dokter, ibu sakit gagal ginjal dan jantungnya bengkak," ucap Rayyan yang masih duduk di kelas III SD Negeri Mertoyudan 3 Kabupaten Magelang itu.

Rayyan nyaris tidak pernah mengeluh dengan keadaannya. Rayyan mengaku ikhlas meski harus merawat ibunya sepanjang hari tanpa bantuan sanak keluarganya.

"Semuanya (keluarga) sibuk, jadi memang saya, anaknya ibu satu-satunya yang harus menjaga ibu," tuturnya.

(Baca juga : Enggak Nyangka Pak Jokowi Mau Datang ke Pernikahan Anak Saya... )

Beruntung, pihak sekolah Rayyan sudah memahami kondisi Rayyan dan ibunya sehingga Rayyan diperbolehkan tidak masuk sekolah ketika harus menjaga sang ibu di rumah sakit.

"Pak guru dan bu guru enggak pernah marah. Mereka tahu saya harus merawat ibu," ucapnya.

Ketika ditanya mengenai sang Ayah, Rayyan mengatakan tidak pernah mengenal siapa Ayah kandungnya. Sejak kecil hanya ibu yang mengasuhnya. Sehari-hari ibunya bekerja berjualan kue dan makanan kecil. Hidupnya juga berpindah-pindah dari kos ke kos.

Ani sendiri begitu bersyukur memiliki anak Rayyan yang sangat berbakti. Meski dirinya sendiri merasa sedih karena Rayyan yang masih kecil malah harus merawat dirinya yang sakit-sakitan.

"Anak ini telaten merawat saya, dari membantu mengangkat tubuh, mengganti baju bahkan baju dalam, sampai ke kamar mandi juga dibantu Rayyan," ujarnya sambil berurai air mata di atas kursi roda sambil memeluk Rayyan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com