Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu di Sekolah Perbatasan Nunukan, 1 Guru untuk 1 Sekolah

Kompas.com - 08/02/2018, 09:52 WIB
Sukoco,
Reni Susanti

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com — Miris, itulah yang dirasakan ketika mendengar kisah SD Filial. SD yang terletak di wilayah perbatasan Desa Samaenre Semaja, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ini hanya punya satu guru, itu pun tengah hamil tua.

Kepala Desa Smaenre Semaja, Farida, mengatakan, sekolah yang menampung anak-anak TKI tersebut dulunya memiliki tiga guru. Namun, karena mereka tidak pernah menerima honor, dua guru yang berstatus honor tersebut memilih meninggalkan desa tersebut.

“Mereka bilang sementara aku rehat dulu karena mau dikasih makan apa anak istri kami. Sekarang satu guru (untuk) enam kelas,” ujarnya, Kamis (08/02/2018).

Bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar (KBM) ini jauh dari kata layak. Bangunan ini hanya memiliki dua ruangan yang terletak di samping kantor desa. 

(Baca juga: Tiga Siswi Sekolah di Perbatasan Kirim Surat ke Presiden Jokowi)

Satu ruangan digunakan untuk KBM kelas 1,2, dan 3. Satu ruangan lain untuk kelas 4,5, dan 6. Jumlah siswa di sekolah ini lebih dari 50 orang. Mereka rata-rata anak para TKI yang bekerja di perkebunan sawit di Malaysia.

"Kan sekolahnya di situ baru dua ruangan, campur semua," katanya.

Di tengah keterbatasan, keberadaan SD Filial sangat dibutuhkan. Sebab, selain sekolah ini, SD terdekat di wilayah tersebut berjarak 8 kilometer dari permukiman warga.  

Apalagi, jalan desa di wilayah itu buruk, terutama ketika hujan turun, siswa kesulitan pergi ke sekolah. “Jalan di Semaja itu jalan tanah. Kalau hujan kuat tidak boleh, motor pun tidak boleh jalan,” ucap Farida.

(Baca juga: Kisah Sekolah di Perbatasan yang Berada di Kolong Rumah Penduduk)

Saat ini puluhan siswa SD Filial mulai sering libur sekolah. Salah satu penyebabnya, guru yang mengajar di sekolah tersebut tengah hamil tua.

 

Kompas TV Kapal pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali mendapati kapal ilegal memasuki perairan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com