Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Bunuh Sang Ayah, Danu Mengaku Lega Tak Ada yang Memarahinya Lagi

Kompas.com - 01/02/2018, 16:00 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Bantul, Yogyakarta, menetapkan Danu Prasetyo sebagai pembunuh ayah kandungnya, Sunaryo (65), warga Dusun Panjangjiwo, Patalan, Jetis, Bantul, pada Hari Selasa (30/1/2018) lalu.

Polisi memeriksa kejiwaan pelaku karena selama ini diduga mengalami gangguan jiwa.

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Anggaito Hadi Prabowo menjelaskan, Danu sudah ditetapkan sebagai tersangka. Danu mengakui membunuh ayahnya dengan cara melukai wajah korban yang sedang tidur dengan bambu dan bongkahan semen.

"Dari pengakuan pelaku, selama ini jengkel dengan korban karena sering dimarahi. Memang dari kejiwaan, bersangkutan memang agak labil. Namun saat ditemani ibunya, (tersangka) dapat menjelaskan secara lancar, dari awal mula kejadian. Bahwa pembunuhan ini berawal di hari Minggu saat dia sering dimarahi korban," jelasnya. 

Anggaito mengatakan, setelah membunuh ayahnya sendiri, Danu mengaku puas karena sudah tidak ada yang memarahinya lagi. Saat ditinggal ibunya merantau, dia tinggal berdua bersama Sunaryo di Bantul.

"Pada saat ditanya, dia merasa puas dan lega karena tidak ada yang memarahi lagi," ucapnya.

Baca juga : Seorang Kakek Ditemukan Tewas dengan Luka di Tubuhnya

Dari keterangan saksi, diketahui pelaku mengidap penyakit epilepsi sejak usia 9 bulan. Namun, Danu bisa bersekolah sampai jenjang SMA.

Untuk memeriksa kejiwaan pelaku, polisi membawa pelaku ke RS Grasia, Sleman.

"Tersangka sendiri sekarang sedang kita bawa, kita periksakan ke RS Jiwa Grhasia," ucapnya. 

Danu diamankan sesaat setelah kejadian. Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 junto 340 KUHP.

"Kita melihat dari keterangannya tersangka memang ingin menghabisi korban. Namun nanti kita lihat apakah itu muncul seketika atau tidak," pungkasnya.

Sebelumnya, pada Hari Selasa (30/1/2018) lalu, Sunaryo yang berprofesi sebagai tukang tambal ban ditemukan tetangganya tewas bersimbah darah di rumahnya.

Kompas TV 2 pelajar ini masih duduk di bangku SMK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com