Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 24 Tahun Tubuh Munir Tak Bisa Ditekuk, Kaku seperti Kayu

Kompas.com - 30/01/2018, 07:00 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com — Munir pasrah. Peristiwa kecelakaan yang dia alami pada 1994 silam membuatnya terbaring di tempat tidur hingga hari ini. Sekujur tubuhnya, mulai dari kaki hingga kepala, kaku, tak bisa ditekuk.

Bahkan, ketika diangkat, badannya nyaris seperti sebilah papan kayu. Hanya tersisa kulit yang membalut tulang. Munir terlihat sangat kurus.

Kedua tangannya menekuk kaku bertemu tepat di atas perut, sedangkan jemarinya saling bertekuk dan tak bisa diluruskan. Sementara itu, kedua kakinya tertekuk membentuk huruf O dengan kedua ujung kaki saling bertemu.

Kepada Kompas.com, pria bernama lengkap Mas Tazul Munir ini bercerita, sebelum peristiwa kecelakaan yang dialaminya, dia sedang mabuk-mabukan bersama rekan-rekannya.

Munir dulunya adalah seorang sopir bis. Saat senggang, dia selalu berkumpul bersama kawan-kawannya di kawasan terminal di daerah Kayong Utara, daerah kediamannya.

“Waktu itu tengah malam, dalam kondisi sempoyongan karena mabuk, masih mau mencari minuman lagi. Namun, di perjalanan nabrak anjing yang menyeberang,” ujar Munir mengawali kisahnya saat ditemui di Posko Harry-Yandi, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (29/1/2018) siang.

(Baca juga: 14 Tahun Terbaring Tak Berdaya, Sunarsih Akhirnya Dibawa ke Rumah Sakit Diiringi Lantunan Shalawat)

Seusai menabrak anjing, pria kelahiran 5 Oktober 1962 ini pun terpental dan dilarikan ke rumah sakit. Selama menjalani perawatan, Munir sama sekali hanya terbaring di tempat tidur. Jangankan untuk berdiri, untuk menolehkan kepala saja tidak bisa.

Beberapa rumah sakit pernah dia datangi untuk melakukan pengobatan. Saat berobat di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa Munir menderita komplikasi asam urat, radang persendian, dan rematik.

Tak puas menjalani perawatan medis di rumah sakit, dia pun menggunakan pengobatan alternatif. Tak tanggung-tanggung, Munir menyebutkan, lebih dari 80 paranormal dari sejumlah daerah di Indonesia sudah dimintainya pertolongan.

“Dukun dari mana-mana pernah berusaha mengobati saya, pokoknya lebih dari 80 dukun,” ungkapnya.

Selama ini, Munir diurus dan dirawat istrinya. Munir memiliki empat anak dari perkawinan dengan istrinya. Anak pertamanya saat ini berusia sekitar 37 tahun, sedangkan anak keempatnya kini berusia sekitar 22 tahun. Si bungsu lahir persis 20 hari setelah dirinya mengalami kecelakaan tersebut.

“Waktu kecelakaan, anak bungsu saya baru umur 20 hari. Jadi, istri saya selain ngurus anak, juga ngurus dan merawat saya,” ucapnya.

Meski mengalami kondisi demikian, Munir mengaku, dirinya mendapatkan hidayah dari apa yang dialaminya. Bahkan, dia pernah mengalami mati suri tiga kali pada 2011 hingga 2012 silam.

“Pernah mati tiga kali, keluar dari jasad dan dibawa ke masjid, sudah mau dimandikan orang yang mau mandikan itu dapat bisikan, si Munir itu jangan dimandikan dulu, masih belum waktunya,” ujarnya.

Dalam kondisi seperti ini, Munir masih berharap adanya kesembuhan.

“Mungkin ini sudah jalannya, kalau ndak begini mungkin ndak tobat. Ini jalannya Allah supaya Munir sadar,” ujarnya pasrah.

Kompas TV Keterbatasan fisik tidak menghambat seorang penyandang disabilitas di Malang, Jawa Timur, berkarya. Bahkan, kini sudah dipasarkan hingga ke luar kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com