SOLO, KOMPAS.com - Tembok pagar Dalem Prabuwinatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo, Jawa Tengah roboh setelah beberapa hari diguyur hujan. Tembok pagar yang dibangun masa pemerintahan Pakubuwono X itu roboh pada Senin (15/1/2018) malam.
Menurut abdi dalem Keraton Surakarta, Endro, sebelum tembok pagar pembatas gudang bekas gardu induk listrik keraton roboh, terdapat retakan di bagian tembok tersebut. Lantaran tidak segera diperbaiki, retakan melebar sehingga membuat tembok itu roboh.
"Sudah lama tembok pagar ini retak. Saya dulu diminta (keraton) untuk membeli bambu untuk memagari sekitar tembok pagar ini. Sampai bambunya lapuk belum ada perbaikan. Sahingga Senin malam pada waktu Isya temboknya roboh," kata Endro yang saat itu menyaksikan robohnya tembok pagar, Rabu (17/1/2018).
Menurut dia, tembok pagar yang roboh sepanjang 15 meter dengan tinggi 6 meter dan tebal 50 sentimeter. Sisa reruntuhan tembok pagar sampai saat ini masih dibiarkan di lokasi dengan digaris polisi.
(Baca juga : Jokowi Janji Revitalisasi Keraton dan Kerajaan yang Rusak )
Kerabat Keraton Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng mengatakan, retakan pada tembok pagar sudah terlihat sejak 10-15 tahun lalu.
Namun karena tergolong bangunan cagar budaya dilindungi, keraton hanya bisa melakukan tambal sulam terhadap tembok pagar yang retak itu.
"Parahnya itu terlihat sejak tiga tahun terakhir ini. Karena hujan terus membuat retakan tembok pagar melebar. Serta usia tembok pagar yang sudah tua membuat tembok pagar roboh," ujar dia.
Gusti Moeng mengaku, keraton berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jateng agar segera ditangani lebih lanjut. Mengingat tembok pagar tersebut merupakan bangunan cagar budaya dilindungi.
"Kemarin saya langsung berkoordinasi dengan BPCB dan TACB Jateng. Karena bangunan keraton merupakan cagar budaya," pungkasnya.