Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulangan Jenazah Nafal ke Indonesia Tertahan di Bangkok

Kompas.com - 12/12/2017, 20:21 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Pemulangan jenazah Umartono Nafal Quryanto (28) dari Bandara New Delhi tujuan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dengan nomor penerbangan TG 433 mengalami penundaan.

Rencananya, jenazah Nafal dijadwalkan tiba di Jakarta pada Selasa (12/12/2017) siang, setelah diterbangkan dari Bandara New Delhi pada Senin (11/12/2017) malam. Namun, hingga saat ini, belum ada informasi kepastian kapan jenazah Nafal akan tiba.

Kakak sepupu Nafal, Wahyu Indiarto (42), mengatakan, pihak keluarga belum mengetahui pasti penyebab penundaan tersebut. Namun, Wahyu memastikan bahwa pesawat pengangkut jenazah Nafal saat ini sudah tiba di Bangkok, Thailand.

"Kami (keluarga) belum tahu kenapa. Seharusnya memang jam 12 siang ini, tapi ternyata ada kendala pengiriman," ucap Wahyu ketika dikonfirmasi, Selasa.

Wahyu menjelaskan, hasil informasi sementara yang didapat, penundaan itu terjadi karena ada kendala pengiriman dari agensi. Meski begitu, dirinya meyakinkan bahwa jenazah Nafal dalam keadaan baik.

Baca juga: Al Quran Kecil untuk Nafal...

Dia menuturkan, jenazah Nafal diterbangkan dari New Delhi, India, dengan transit terlebih dulu di Bangkok sebelum ke Jakarta. Dalam proses pemulangan itu, sambung dia, sempat terjadi perubahan.

"Seharusnya jenazah almarhum diberangkatkan dari India itu dengan penerbangan pertama pada pukul 00.30 WIB setempat. Tapi kenyataannya, justru diterbangkan dengan jadwal kedua, tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu dari agensi maupun maskapai," sebut Wahyu.

Nafal adalah seorang pesepeda solo touring asal Bogor, Jawa Barat. Dia diduga mengalami kecelakaan dan terjatuh ke dasar jurang saat melintas di jalur perbatasan India-Nepal, tepatnya di Uttarakhand.

Sebelum meninggal, Nafal sempat mengunggah sejumlah foto perjalanannya selama menjelajahi negara-negara di kawasan Asia Tenggara di akun Facebook pribadinya.

Dia juga mengunggah sebuah video ucapan ulang tahun kepada sahabat sekaligus mentornya, dokter Aristi Pradjwalita, sebelum hilang kontak.

Kompas TV Selama 80 hari, Mark Beaumont keliling dunia dengan mengayuh sepedanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com