Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apoteker Harus Berperan Aktif Cegah Penyalahgunaan Obat

Kompas.com - 03/12/2017, 22:39 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah Brigjen Pol Tri Agus Heru Prasetyo meminta para apoteker aktif memberikan edukasi kepada para konsumen.

Pasalnya saat ini marak penyalahgunaan obat dan diperjual belikan secara bebas di pasaran.

Hal ini dikatakan Tri Agus Heru Prasetyo disela acara Seminar dan Pelatihan Pengawasan Narkotika yang diselenggarakan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) di Ungaran, Kabupaten Semarang, Minggu (3/12/2017) siang.

"Obat yang dijual di apotek, tidak seluruhnya mengandung narkoba. Makanya itu juga menjadi kewaspadaan apoteker dalam mendistribusikan obat yang tidak dijual bebas," kata dia. 

Baca juga : Kasus Penyalahgunaan Obat, Pemerintah Jangan Sekadar Memadamkan Api

Dalam kesempatan itu Agus mengapresiasi para apoteker yang peduli terhadap perkembangan potensi penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia. Ia menilai penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia perlu diwaspadai bersama.

Peran apoteker di Jawa Tengah sebagai garda terdepan distribusi obat selama ini dinilai cukup bagus. Itu dibuktikan dengan tidak adanya persoalan maupun kasus penyimpangan obat-obatan dari apotek.

"Memang edukasi perlu disampaikan oleh apoteker dalam melayani konsumen," tandasnya.

Ia mengungkapkan di Jawa Tengah hingga awal Desember 2017 ini sudah berdiri 9 BNN Kabupaten/Kota (BNNK) dari total 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Baca juga : BNN Telusuri Penyalahgunaan Obat Mirip Flakka di Kendari

Menilik jumlah BNNK di Jawa Tengah yang belum seluruhnya hadir di Kabupaten/Kota, pihaknya mengaku prihatin karena tugas pengawasan tentang penyalahgunaan dan peredaran narkoba menjadi sangat luas. Padahal jumlah petugas dan sarana prasarana yang dimiliki juga terbatas.

"Dari 35 Kabupaten Kota baru ada 9 BNNK. Yang terbaru berada di Surakarta dan Magelang," jelasnya.

Ia memaparkan, angka prevalensi peredaran narkoba di Indonesia saat ini sudah mencapai 5 juta atau sekitar 2,23 persen dari jumlah penduduk.

Adapun dari kelompok usia, paling rentan terpapar penyalahgunaan dan peredaran narkoba adalah anak usia 10 hingga 59 tahun.

Data jumlah pengguna narkoba ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah surga bagi sindikat narkoba.

"Indonesia saat ini masuk darurat narkoba. Kita harus terus memerangi peredaran serta penyalahgunaan segala bentuk narkotika," tegasnya.

Ketua panitia seminar, Nur Aisyah menuturkan, pihaknya sengaja melibatkan apoteker serta mahasiswa calon apoteker di Jawa Tengah dan luar Jawa.

Melalui pelatihan ini pihaknya yakin ke depan apoteker tidak lagi gelisah dalam menghadapi informasi hoax tentang obat yang terindikasi mengandung narkoba.

Dari BPOM, misalnya peserta bisa menyerap informasi aspek legalitas tentang obat yang beredar di pasaran.

"Tidak hanya melayani pembeli, kami selaku apoteker sudah sepakat untuk memberikan edukasi, membatasi, dan melaporkan kecurigaan ke BNN,” kata Nur Aisyah.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menghadiri acara Pencanangan Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com