Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Ganjar Ingin Kopi Jateng Tak Hanya Jadi Kopi Tubruk Biasa

Kompas.com - 25/11/2017, 19:09 WIB
Josephus Primus

Penulis

 

TEMANGGUNG, Kompas.com - Jawa Tengah menjadi salah satu penghasil kopi unggulan Indonesia. Namun sayang, kopi asal Jateng saat ini belum diolah secara optimal menjadi berbagai macam jenis olahan kopi yang mendunia.

 Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka acara Pagelaran Warisan Budaya Perkebunan di Temanggung, Sabtu (25/11/2017).

 "Sekarang, kopi di Jateng paling diolah jadi kopi tubruk, mentok ditambah susu yang harganya tidak lebih dari Rp10.000. Saya kok kepengen, agar kopi asal Jateng diolah lebih baik agar nilainya lebih tinggi, kan nanti kesejahteraan petani kopi juga ikut naik," kata Ganjar.

 Kondisi itu lanjut dia menjadi ironi. Sebagai negara penghasil kopi terbesar,  kondisi ekonomi petani kopi Indonesia masih belum sejahtera.

 "Kita memang boleh bangga sebagai negara penghasil kopi terbaik, namun negara yang menjadi negara pengolah kopi terbaik saat ini adalah Italia," tegasnya.

 Momentum

 Ngopi, lanjut Ganjar saat ini sudah menjadi gaya hidup. Tidak hanya orang tua, banyak anak muda yang nongkrong sambil minum kopi. Bahkan tempat-tempat ngopi menjamur di berbagai wilayah termasuk Jawa Tengah.

 "Ini harusnya jadi momentum. Sekaranglah saatnya kopi diolah menjadi lebih baik agar daya jualnya tinggi. Saya tidak bohong, pernah minum kopi segelas itu harganya Rp 160.000," candanya.

 Untuk mewujudkan hal itu, Ganjar menginginkan agar dilakukan festival kopi. Dari festival itu nantinya akan muncul kreasi-kreasi pengolahan kopi menjadi lebih bervariatif.

 Selain itu, Ganjar juga meminta agar para petani kopi menjaga kualitas. Kopi yang dipetik dan diperjualbelikan harus kopi yang benar-benar matang dan memiliki kualitas tinggi.

 "Apalagi Temanggung, kopi asal daerah sini sudah sangat terkenal kualitasnya. Saya titip agar para petani kopi menjaga kualitas itu," pungkasnya. (KONTRIBUTOR JAWA TENGAH/ANDI KAPRABOWO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com