Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2017, 18:05 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah Inggris mengungkapkan, Provinsi Papua dan Papua Barat sudah final menjadi bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu dikatakan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, dalam acara coffee morning dengan beberapa wartawan di Kota Jayapura, Sabtu (18/11/2017).

Malik menjelaskan, kebijakan Pemerintah Inggris jelas mendukung persatuan Indonesia dan Papua sudah mutlak bagian dari NKRI. Walaupun demikian, ada salah satu tokoh OPM bernama Benny Wenda meminta suaka dan sudah dijadikan warga negara Inggris yang tinggal di kota Oxford.

“Selain pemerintah pusat, saya secara pribadi sudah menyampaikan ke Pemkot Oxford kalau pemerintah pusat Inggris mendukung persatuan Indonesia dan kami akan melawan kampanye atau permintaan kemerdekaan Papua,” ungkap Moazzam Malik.

Namun, dia mengatakan, Pemerintah Inggris juga mendukung aspirasi orang Papua untuk mencapai hak-haknya, seperti hak sosial, ekonomi, dan politik.

“Saya barus bertugas sebagai dubes selama tiga tahun dan tak pernah mendapat petisi atau apa saja diskusi dari kelompok-kelompok yang menginginkan Papua merdeka. Namun, karena ada kampanye di Oxford, kami mendapat surat setiap kegiatan mereka, karena itu adalah aturan di negara kami. Dalam hal itu juga jelas kami tegaskan kalau kami mendukung persatuan Indonesia,” papar dia.

Baca juga: Detik-detik Menegangkan Operasi Senyap Kopassus dan Kostrad Bebaskan Sandera di Papua

Malik mengatakan, apabila Benny Wenda melakukan kampanye dengan membuat situs web dan menggelar aksinya di Inggris, hal itu tak bisa dilarang karena Inggris adalah negara demokrasi.

“Benny Wenda sudah menjadi warga negara Inggris sehingga dia berhak dan diperbolehkan melakukan kampanye, protes, dan apa saja, selama tidak melanggar hukum. Namun, tak ada hubungan Pemerintah Inggris dengan Benny Wenda,” ujar dia.

Melihat situasi konflik yang belakangan ini terjadi di Kabupaten Mimika, Papua, Malik mengaku belum mendapat informasi yang akurat, bahkan selama ini hanya mendapat informasi itu di media massa.

“Kelihatannya di Timika saat ini panas dan perlu ditenangkan. Kami mendukung usaha kepolisian dan TNI, termasuk pemerintah untuk mengendalikan situasi itu,” kata dia.

Malik menegaskan, siapa saja yang ingin melakukan protes kepada pemerintah atau perusahaan Freeport, sebaiknya melakukan hal itu secara damai.

“Saya tak mengetahui lebih dalam, apakah konflik di Timika bagian dari upaya kelompok masyarakat yang menginginkan referendum. Hanya saja, tak dibenarkan cara-cara kekerasan dan itu berlaku di negara saya juga,” ujar dia.

Untuk diketahui, sejak 2004, Benny Wenda meminta suaka kepada Pemerintah Inggris dan belakangan ini dia kerap melakukan kampanye kemerdekaan Papua agar negara-negara lain bisa mendukung perjuangannya.

Kompas TV Penambahan pasukan dari Brigif-20/Ima Jaya Kramu sebanyak dua SSK dan dipimpin langsung dan Brigif untuk melakukan pengamanan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com