Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firasat Terakhir Ayah sebelum Putrinya Tewas dalam Kecelakaan Bus di Malaysia

Kompas.com - 29/10/2017, 06:41 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Mariman (42), orangtua dari Titik Katinengsih (27) yang meninggal akibat kecelakaan bus di kilometer 47, Lebuh Utara Selatan, Pulau Penang, Malaysia, pada Selasa (24/10/2017), tak menyangka anaknya bakal pergi secepat itu.

Sebelum Titik pergi, Mariman mengakku sudah punya firasat. Tiga hari sebelum musibah menimpa anaknya, Mariman mengaku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia terbangun pada malam hari dan tak bisa tidur lagi hingga pagi.

"Tiga hari saya tidak bisa tidur. Saya terbangun tengah malam dan tak bisa tidur. Setelah mendapatkan kabar Titik meninggal saya baru menyadari firasat itu," kata Mariman saat ditemui di rumah duka, Jalan Singoludro  RT18/RW5 Desa/Kecamatan Mejayan, Caruban, Kabupaten Madiun Jumat (27/10/2017).

Tak hanya itu, keanehan lain juga ditemui sehari sebelum berangkat ke Malaysia. Pada Selasa (19/9 2017), Titik bertingkah aneh. Titik itu meminta agar dia mencetak fotonya dengan anaknya dalam ukuran besar.

(Baca juga: Sebulan Jadi TKW di Malaysia, Titik Tewas Kecelakaan)

Keanehan lain juga dijumpai pada cucunya, Naira Mauzara (3), yang berbicara tak wajar. Saat hari meninggalnya Titik, Naira melihat pesawat melintas di atas rumahnya lalu mengatakan pesawat itu mengantar ibunya pulang.

"Dia bilang, Mbah, itu ada pesawat ngantar ibu pulang dan sore harinya kami mendapatkan kabar Titik mengalami kecelakaan dan meninggal dunia," kata Mariman.

Dia bercerita, sebelum meninggal akibat kecelakaan, putri sulungnya itu pernah menjadi TKI di Malaysia selama empat tahun.

Dia pun sudah menasehati anaknya agar tidak kembali ke Malaysia menjadi TKI. Apalagi Titik masih memiliki anak kecil berusia tiga tahun bernama Naira Mauzara.

Namun, Almarhumah tetap bersikeras pergi mencari bekerja agar lebih dekat dengan suaminya yang sudah satu tahun bekerja di Malaysia.

Namun, kehendak Tuhan berkata lain. Sebulan bekerja di Malaysia, Titik mengalami kecelakaan saat berangkat bekerja. Sebuah bus menabrak bus yang dia tumpangi.

Sementara itu, di rumah duka di Jalan Singoludro  RT18/RW5 Desa/Kecamatan Mejayan, Caruban, Kabupaten Madiun, dua tenda besar dipasang di depan rumah.

Menjelang Dhuhur, suara sirine mobil ambulance terdengar dari kejauhan dan semakin terdengar keras. Begitu mobil pengantar jenazah tiba di rumah duka, puluhan pelayat yang sebelumnya duduk di kursi segera berdiri fokus pintu mobil tersebut.

Setelah pintu ambulans dibuka, isak tangis pun pecah. Roni Nasution (25), sang suami, juga larut dalam kedukaan. Pria itu tiba-tiba histeris dan menangis tak kuasa menahan kesedihan.

Dia terus saja memeluk peti jenazah putih yang berisi jasad istrinya. Tak tega melihat Roni larut dalam kesedihan, keluarganya berusaha membujuknya agar melepaskan peti berisi jasad istrinya itu.

Tak lama kemudian, Roni yang terlihat lunglai digotong ramai-ramai oleh keluarganya ke dalam rumah. 

 

 

Kompas TV Jenazah tenaga kerja Indonesia yang tewas akibat kecelakaan bus di Penang, Malaysia tiba di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com