Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Bantul Sulap Pepaya Jadi Dodol Bernilai Jual Tinggi

Kompas.com - 25/09/2017, 17:40 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dodol awalnya menjadi makanan khas daerah Jawa Barat. Seiring berkembangnya waktu, dodol kini diproduksi di berbagai wilayah.

Salah satunya dodol yang diproduksi warga Dusun Semampir, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Berbeda dengan dodol di Garut yang menggunakan bahan dasar ketan, di Bantul, dodol dibuat dari pepaya. Pepaya tersebut diolah sedemikian rupa, sehingga teksturnya seperti dodol biasanya.

"Proses pembuatan hampir sama dengan dodol biasa. Yang berbeda tidak menggunakan beras ketan namun diganti kates atau pepaya," ujar Ketua II Kelompok Wanita Tani Sido Makmur, Nina Trinawati, Senin (25/9/2017).

(Baca juga: Beralih Tanam Pepaya Calina, Abdul Qohar Bisa Raih 18 Juta Per Bulan)

Pepaya yang digunakan, memanfaatkan tumbuhan yang ada di wilayah tersebut. Sebab saat ini, pepaya lokal kalah dengan pepaya california yang marak dibudidayakan masyarakat.

Nina menjelaskan, ambillah pepaya setengah matang. Setelah dikupas, rendam pepaya dalam air yang mengandung kapur sirih selama satu jam. Perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan getah.

"Pepaya lalu diparut dan diperas untuk menghilangkan air," tuturnya.

Bahan pepaya yang siap selanjutnya dimasak dengan bahan lainnya seperti tepung terigu, gula jawa, gula pasir, serta margarin. Adonan kemudian dimasak selama empat jam.

"Sekali produksi jumlah pepaya 15 kilogram bisa menjadi 100 kemasan ukuran 250 gram dan 120 kemasan untuk ukuran 200 gram," katanya.

(Baca juga: Kemarau Panjang, Polisi Imbau Petani Tanam Pepaya Saja)

Untuk pemasarannya, setiap minggu dikirim ke pusat oleh-oleh. Sekali kirim, bisa mencapai 400 kemasan dengan harga Rp 10.000 per 250 gram atau Rp 6.000 per 200 gram.

Ketua I KWT Sido Makmur, Arifi Laili menambahkan, selain dodol, KWT Sido Makmur juga memproduksi makanan oleh-oleh berbahan baku pepaya. Mulai dari minuman mates paris, manisan pepaya, permen, hingga kerupuk.

"Kami belajar membuat carica ke Wonosobo, membuat carica dari pepaya," tuturnya.

Untuk carica, ia menggunakan pepaya jenis california. Modal yang dikeluarkan relatif murah Rp 60.000 untuk 20 kilogram pepaya jenis california. Pepaya tersebut setelah diolah bisa menghasilkan 300 cup Carica Paris. 

"Satu cup Carica Paris dihargai Rp 2.000. Kalau 300 cup terjual ya berarti dapat Rp 600.000," tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com