Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Bantah Lakukan Kekerasan Mahasiswa Baru di Kampus

Kompas.com - 06/09/2017, 21:37 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Pihak panitia penyelenggara kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat membantah adanya tindakan kekerasan yang dilakukan saat kegiatan.

"BEM dan panitia serta pihak kampus tidak memperkenankan kegiatan orientasi mahasiswa ada kekerasan," ujar Ketua BEM Fisip Untan, Jean Siloan dalam konferensi persnya, Rabu (6/9/2017).

Selain itu, pungutan liar juga tidak diperkenankan selama kegiatan. Bahkan panitia juga tidak meminta apapun kepada mahasiswa baru.

 

"Apabila itu terjadi (pungli) sudah diselesaikan oleh peserta dan panitia, serta diawasi oleh BEM dan pihak Fakultas," kata Jean.

(Baca juga: Mahasiswa Baru Diduga Alami Kekerasan di Kampus, Puluhan Orangtua Datang Melapor)

 

Karenanya pihaknya mengimbau kepada mahasiswa baru untuk bisa mengikuti proses perkuliahan dengan baik dan benar. "Kami punya komitmen bahwa kegiatan-kegiatan mahasiswa itu harus lebih baik," tuturnya.

Apabila terjadi tindak kekerasan, sambung Jean, mahasiswa diminta melaporkan hal tersebut ke polisi, fakultas, maupun instansi terkait beserta bukti dan saksi yang kuat. Pihak BEM dan Fakultas, menurutnya akan mendukung langkah tersebut.

Terkait dengan pemberitaan yang sudah beredar, Jean mengaku tidak menerima isi pemberitaan. Sejauh ini, PMB berjalan baik dan dalam setiap kegiatan dilakukan evaluasi.

(Baca juga: Polisi Miliki Video Pelonco Latihan Kriminal Geng Motor Taksimalaya)

Ketua Panitia PMB Fisip Untan, Gunawan juga membantah serta mengklarifikasi sejumlah pemberitaan di media. "Di sini kita menyanggah bahwa tindak kekerasan dan perpeloncoan itu tidak ada. Karena dari panitia dan pihak kampus sudah memiliki aturan," ujar Gunawan.

Setiap aturan, sambung dia, sudah disosialisasikan baik kepada panitia, dosen, maupun mahasiswa. Aturan tersebut, tertuang dalam pakta integritas yang memuat sepuluh poin yang mengikat serta ditandatangani pihak panitia dengan pihak kampus.

"Semua sudah dikoordinasikan dengan pihak kampus dan kegiatan ini tidak ada namanya yang merugikan pihak manapun, baik itu mahasiswa, dosen, maupun mahasiswa baru sebagai peserta," ujarnya.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan, mengacu pada aturan yang tertuang dalam pakta integritas tersebut. Karenanya, setiap kegiatan berada dalam pengawasan panitia.

"Kita juga ada membuat call center dengan lima nomor yang bisa dihubungi untuk pengaduan dari mahasiswa baru ke pihak fakultas," papar Gunawan.

"Jadi, baik setiap tindakan yang berbentuk kekerasan fisik maupun non fisik, kita memperbolehkan mahasiswa baru menghubungi langsung membuat pengaduan ke pihak fakultas. Itu kita siapkan lima nomor HP dan kita tempel di semua ruangan," ucapnya.

Call center tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan merugikan salah satu pihak.

"Jadi dari beberapa pengaduan yang kita terima, itu bentuknya cuma sekedar laporan dan bisa kita selesaikan secara kekeluargaan. Jadi pemberitaan yang beredar sebelumnya, dari pihak panitia dan fakultas tidak ada mendapatkan laporan tersebut," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, puluhan orangtua mahasiswa mendatangi Ombudsman RI Perwakilan Kalbar untuk mengadukan dugaan tindak kekerasan yang dialami anak mereka saat mengikuti kegiatan PMB di kampus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com