Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koordinator Aksi Bela Rohingya: Kami Tidak Mengadakan Aksi di Candi Borobudur

Kompas.com - 05/09/2017, 09:39 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pesan singkat berisi informasi rencana aksi bela Rohingya di Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, menyebar melalui aplikasi WhatsApp beberapa hari terakhir. Dalam pesan itu mencantumkan daftar organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga yang akan bergabung dalam aksi tersebut.

Mereka tidak hanya dari Magelang, tapi juga luar daerah seperti Yogyakarta, Klaten, Temanggung, Purworejo, Surakarta, Wonosobo, Salatiga dan lainnya.

Pesan itu berbunyi : "Daftar Ormas dan Laskar AKSI BELA ROHINGYA di Borobudur, Jumat 8 September 2017. Silakan diisi ormas dan laskar yang akan hadir. Kita putihkan Borobudur. Kita Sampaikan kepada dunia. STOP PEMBANTAIAN ROHINGYA!".

Dalam pesan itu tertera koordinator aksi Anang Imanudin sebagai Panglima Laskar Front Aliansi Umat Islam Bersatu (FA-UIB) Jawa Tengah-DIY.

Baca juga: Aksi Bela Rohingya di Borobudur, Kapolda Jateng Sebut Tak Akan Terbitkan Izin

Anang Imamudin, saat diklarifikasi menyebutkan aksi tersebut merupakan aksi empati dan dukungan kepada muslim Rohingya di Myanmar yang tengah menderita akibat konflik berkepanjangan.

"Ini wujud empati kami kepada muslim Rohingya, atas nama umat Islam dan manusia," tutur Anang, melalui telepon, Selasa (5/9/2017) pagi.

Namun dia membantah aksi tersebut akan dilakukan di Candi Borobudur. "Kami luruskan, bahwa kami tidak mengadakan aksi di Candi Borobudur, kami tahu ada undang-undang yang melindungi cagar budaya dunia tersebut. Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Magelang dan aparat lainnya, Senin (4/9/2017) malam tadi dan hanya fokus di satu tempat saja," katanya.

Menurut dia, aksi akan diawali dengan shalat Jumat berjamaah di Masjid An-Nur Sawitan, atau sekitar 1,5 kilometer dari Tempat Wisata Candi Borobudur (TWCB). Ada sekitar 250 ormas dari seluruh Indonesia yang akan bergabung dalam aksi tersebut. Aksi akan dilanjutkan dengan doa bersama dan penggalangan donasi untuk kaum Rohingya.

Baca juga: Tidak Harus ke Borobudur kalau Mau Orasi

Anang juga menyampaikan yang dimaksud kalimat "Putihkan Borobudur" artinya semua peserta menggunakan dress code putih selama aksi berlangsung. Dia menjamin tidak akan ada aksi long-march ke Candi Borobudur.  Seluruh kegiatan hanya di sekitar Masjid An-Nur Sawitan.

"Bukan artinya kami akan ngecat Borobudur, tapi kami pakai pakaian serba putih saat aksi. Putih simbol kedamaian, kami ingin menyampaikan pesan damai kepada dunia," ujarnya.

Anang mengaku sudah bertemu dengan pimpinan Wihara Mendut, Bante Panyavaro, yang letaknya juga tidak jauh dari Candi Borobudur. Menurut dia, Bante Panyavaro pun mendukung aksi empati kepada kaum muslim Rohingya. Bante mengutuk keras perilaku kejam sekelompok yang mengaku biksu di Myanmar atas Rohingya.

"Kemarin sore, untuk kedua kalinya, kami bertemu Bante Panyavaro di Vihara Mendut. Sikap beliau sama dengan kita (umat Islam) bahwa apa yang dialami muslim Rohingya adalah akibat kejahatan kemanusiaan. Beliau ikut menyerukan pesan damai kepada dunia," ucap dia.

Kompas TV Nasib buruk yang dialami warga Rohingya akibat perlakuan kejam tentara Myanmar terus menjadi perhatian dunia. Kali ini perhatian datang dari pemimpin tertinggi gereja Katolik, Paus Fransiskus. Kritik keras disuarakan Paus Fransiskus terhadap pemerintah Myanmar, pada Rabu (8/2) waktu Vatikan dalam sebuah pertemuan dengan umatnya. Kritik dilontarkan setelah PBB menyatakan terjadi pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran rumah warga di kawasan utara Myanmar, tempat warga Rohingya bermukim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com