Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Mulai Bantu Riko, Bocah 8 Tahun yang Harus Urus Ibunya

Kompas.com - 19/07/2017, 20:43 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com – Kisah Riko (8), bocah yang menjadi tulang punggung keluarganya, menarik simpati dari masyarakat luas. Seperti dilakukan seorang warga Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Suhardianto, yang datang bersama teman-temannya untuk memberikan bantuan sembako, pakaian dan sejumlah uang kepada Riko dan adiknya, Wulan.

“Teman-teman ini mendengar Riko dari tulisan di media online dan televisi. Semua tergerak dan terinspirasi dengan kegigihan Riko membiayai dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya, sehingga teman-teman bersimpati,” kata Suhardianto, Rabu (19/7/2017).

Ia menambahkan, kisah Riko membuat banyak orang untuk ikut membantu meringankan beban anak yang masih belia itu.

“Ada juga dari Indonesia Timur ingin membantu Riko. Banyak yang ingin membantu, kami kewalahan juga, karena masih ada bantuan-bantuan lainnya,” ujarnya.

Bantuan juga diberikan dari Kapolsek Bungi Polres Kota Baubau, Iptu Najamuddin. Ia bersama jajarannya memberikan bantuan sembako, pakaian seragam sekolah dan alat tulis.

“Ini untuk meringankan beban daripada Riko dan Wulan serta orangtuanya, karena hidupnya jauh dari mampu. Sudah tiga bulan lalu, kita intens memberikan sembako, baik dari saya maupun para donatur,” ucap Najamuddin.

Baca juga: Kisah Riko, Bocah 8 Tahun yang Mengurus Adik dan Ibunya yang Sakit

Sementara itu, wajah Riko dan Wulan terlihat senang ketika melihat baju baru yang diberikan dari para donatur.

Dengan malu-malu, Riko mengucapkan terima kasih kepada para dermawan yang telah memberikan bantuan kepada dirinya dan adiknya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Riko seorang bocah yang berusia 8 tahun di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, sudah harus menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya, La Utu telah meninggal dunia sejak tiga tahun lalu, sementara sang ibu, Wa Eko (27), saat ini memiliki keterbelakangan mental dan menderita penyakit tumor di kepalanya.

Dia pun setiap hari harus membanting tulang untuk mencari uang agar bisa membeli beras untuk makan buat ibu dan seorang adiknya, Wulan yang berusia 7 tahun.

Baca juga: Kisah Anak 16 Tahun Nafkahi Sang Adik karena Ditinggal Pergi Orangtua

Kompas TV Saat disambangi, nenek yang bernama Suparni ternyata masih produktif dalam bekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com