Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Renta Merawat Putranya yang Buta di Rumah Berdinding Karung

Kompas.com - 18/07/2017, 06:07 WIB
Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.comNek Bahren (63) duduk santai di gubuknya di Desa Paya Terbang, Kecamatan Nibong, Aceh Utara, Senin (17/7/2017).

Nenek renta ini berjuang mempertahankan hidupnya di rumah berdinding karung goni bekas. Sebagian dinding dibalut papan yang sudah lapuk. Tidak ada penutup angin rumah itu. Begitu hujan deras, tempias air membuncah ke dalam rumah.

“Saya hidup seadanya, dari bantuan tetangga dan warga,” jelasnya, Senin (17/7/2017).

Untuk bekerja serabutan, tubuhnya tak mampu lagi. Dulu, dia bekerja sebagai buruh penggarap sawah milik petani lainnya. Saat ini, dia hanya bisa pasrah dan menghitung hari ke hari.

Baca juga: Kisah Abah Tarsa Hidup Sebatang Kara di Gubuk dengan Leher Bengkok

Nenek Bahren memang ditemani putranya, Muhammad Yusuf (35). Namun Yusuf kehilangan penglihatan sejak setahun terakhir. Katarak akut merenggut penglihatan putra bungsunya itu.

“Anak saya dua, satu orang sudah meninggal dunia. Satu lagi Muhammad Yusuf ini. Sedangkan suami sudah lama meninggal dunia,” jelas Nek Bahren.

Di rumah berukuran 3x5 meter itu pula, Nek Bahren merawat Yusuf. Beberapa kali Yusuf sempat berobat, namun tak membuahkan hasil. Yusuf tetap tak bisa melihat.

“Saya berterima kasih atas kebaikan warga di sini membantu kami,” katanya.

Kondisi kesehatan Nek Bahren juga tak kunjung pulih. Sekali waktu dia harus menahan sakit yang luar biasa.

“Saya sakit lambung, kata dokter sudah parah,” katanya.

Seorang pekerja sosial, Musfendi, di Aceh Utara menyebutkan dirinya telah mengajak sejumlah elemen untuk merehab rumah Nek Bahren.

“Kami rencanakan 27 Juli 2017. Ini juga melibatkan TNI dari Koramil Nibong, untuk merehab rumah Nek Bahren. Kita gotong-royong, sukarela saja. Siapa pun yang mau membantu kami persilakan,” jelas pria yang sehari-hari mengelola Lembaga Peduli Duafa Aceh (LPDA) ini.

Dia menyebutkan, dinding yang dari goni dan plastik bekas akan diganti dengan papan.

“Beberapa tiang penyangga rumah juga akan kita ganti. Saya berterima kasih pada semua elemen yang urunan untuk merehab rumah Nek Bahren,” pungkasnya.

Baca juga: Kisah Mbah Japar Hidup Sendiri di Gubuk Selama 46 Tahun dan Tak Ingin Pindah

Jika ingin ikut bergotong royong merehab rumah Nek Bahren, sambung Musfendi, bisa menghubungi nomor ponsel 085371266650.

“Ini bagian kepedulian kita pada sesama,” pungkasnya.

Kompas TV Saat disambangi, nenek yang bernama Suparni ternyata masih produktif dalam bekerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com