Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marhaenisme dalam Kebijakan Politik Ganjar Pranowo.

Kompas.com - 07/07/2017, 16:56 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

BAWEN, Kompas.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara tentang Marhaenisme saat meluncurkan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng aglomerasi koridor I Semarang Tawang-Bawen, Jumat (7/7/2017), di Terminal Bawen, Kabupaten Semarang.

Marhaenisme adalah ideologi yang diusung Presiden RI Sukarno. Marhaenisme menentang penindasan golongan proletar, yakni petani, nelayan, dan buruh oleh kaum borjouis atau kapitalis.

"Tiga hari yang lalu, saat saya hadir dalam acara 90 tahun ajaran Marhaenisme, ada sesepuh yang bertanya, Pak Gub yang kongkrit dirasakan masyarakat dalam keputusan politik Anda itu apa?," kata Ganjar membuka wacana.

Politisi PDI-P sekaligus orang nomor satu di Jawa Tengah ini lantas menjelaskan bahwa keputusan politik yang berpihak kepada kaum Marhaen adalah sebuah kebijakan yang mudah, murah, dan cepat dalam pelayanan kepada masyarakat.

"(Sedangkan) ke dalam harus transparan dan akuntabel," tandasnya.

(Baca juga: Pecahkan Kendi, Ganjar Luncurkan Trans Jateng Koridor I)

 

Salah satu kebijakan yang pro kaum Marhaen ini, sambung Ganjar, salah satunya adalah dengan mewujudkan transportasi massal yang aman, nyaman, murah, dan cepat, seperti BRT Trans Jateng koridor I yang mulai dioperasikan Jumat (7/7/2017) ini.

Pihaknya berharap, kehadiran BRT Trans Jateng ini bisa meringankan beban kalangan buruh dalam hal penyediaan transportasi. Sebab, menurut Ganjar, salah satu komponen yang dituntut kalangan buruh selama ini adalah transportasi yang memadai.

"Memang ini janji saya waktu itu. Ketika buruh mendapatkan kesulitan transportasi karena mahal, juga jalurnya tidak terlalu mudah maka ini kita dorong. Kita sengaja prioritaskan untuk buruh dan pelajar, termasuk dulu ketika ada tuntutan, rumah kok sewanya mahal, maka dibuatkan banyak rusunawa-rusunawa," ujarnya.

Pihaknya berharap, BRT Trans Jateng yang merupakan hasil kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota ini bisa dimanfaatkan oleh kalangan buruh.

(Baca juga: Jumat Besok, Trans-Jateng Koridor Tawang-Bawen Beroperasi)

 

Sebab selain tarifnya murah, BRT Koridor I Semarang-Tawang ini menempatkan sejumlah shelternya di kawasan industri.

"Kita harapkan ini bisa meringankan beban mereka. Lah kalau rumah sudah, kesehatan sudah, jaminan pendidikan untuk keluarga sudah, ini transportasinya hari ini mudah-mudahan bisa membantu. Lah nanti kita buka (koridor lainnya) perbanyak lagi," tandasnya.

Tarif BRT Trans Jateng Koridor I ini adalah Rp 3.500 untuk penumpang umum dan Rp 1.000 untuk kalangan buruh dan pelajar. "Subsidi dari pemerintah lumayan banyak, satu kepala sampai Rp 14.000, totalnya Rp 5,6 miliar," kata Ganjar.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat, dalam sambutannya mengatakan, pada tahap awal ini, Koridor I Semarang Tawang-Bawen akan dilayani oleh 18 armada BRT.

(Baca juga: BRT Tangerang Masih Sepi Penumpang)

Berdasarkan perhitungan yang telah disimulasikan, BRT Trans Jateng Koridor I ini menempuh jarak 36,5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 90 menit. Setiap hari, BRT beroperasi pukul 05.00 WIB sampai 21.00 WIB.

"Tiap armada diperkirakan akan beroperasi enam rit per hari. Jarak antar BRT 15 hingga 20 menit, dengan asumsi naik turun penumpang di tiap halte sekitar 1 menit," kata Satriyo.

Satriyo berharap, kehadiran tahap pertama BRT Trans Jateng Koridor I yang dikelola Koperasi Mulia Orda Serasi (MOS) ini akan menjadi pilihan masyarakat dalam bepergian. Kehadiran BRT ini juga diharapkan mampu mengurangi kemacetan di jalan raya Semarang-Solo.

"Sebagai promosi, tiga hari pertama tarifnya kita gratiskan," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com