Provinsi Jawa Tengah sendiri akan mendapatkan bagian sekitar 150 unit BRT sehingga akan mengancam pendapatan awak angkutan reguler yang selama ini beroperasi.
Ketua Organda Kabupaten Semarang Hadi Mustofa mengatakan, pihaknya mengaku khawatir jika bus-bus tersebut akan dioperasikan di trayek Stasiun Tawang-Bawen. Sebab, rute bus akan berbenturan dengan rute awak angkutan umum reguler yang selama ini beroperasi. Hal ini dinilai kian bermasalah jika operasionalisasinya dipegang oleh badan usaha milik daerah (BUMD) atau perusahaan swasta lainnya, tanpa ada kerja sama dengan Organda dan pengusaha serta awak angkutan di Kabupaten Semarang.
"Kekhawatiran tetap ada. Sebab, jika benar masuk ke Kabupaten Semarang, tentu penghasilan kami berkurang. Kalau bersinergi dengan kami, tidak masalah. Namun kalau tidak bersinergi, apakah kami ini akan jadi penonton saja?" kata Hadi, Kamis (30/7/2015).
Menurut Hadi, pihaknya diundang dalam acara peresmian program produksi 1.000 unit BRT di Karoseri Laksana Rabu (29/7/2015). Namun, tidak diketahui secara pasti, unit BRT tersebut akan ditempatkan dimana saja. Oleh karena itu, ia akan terus memantau perkembangan rencana penempatan bus tersebut.
"Nantinya akan ketahuan trayeknya mana dan pengelolaannya bagaimana. Kalau benar trayeknya Stasiun Tawang-Bawen dan pengelolanya satu perusahaan atau BUMD tanpa melibatkan kami, tentu kami akan mengajukan keberatan dan melakukan aksi," pungkasnya. [Baca juga: Pemerintah Tunjuk Damri sebagai Operator Tunggal 1.000 Unit BRT]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.