PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Gomos Parulian Manalu sebentar lagi akan segera berangkat ke Bandung, Jawa Barat. Dia diterima di Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Gomos akan mendaftar ulang ke Bandung pada 16 Mei 2017 ini. Sang ibu, Juli boru Hutabarat (41) mengaku sudah membeli tiket pesawat Gomos untuk pergi dan pulang.
"Karena habis dia daftar ulang, kan kembali lagi," kata Juli saat ditemui di rumah mereka di Jalan Cemara 34, Pematangsiantar, Senin (8/5/2017) siang.
Anaknya yang merupakan lulusan Del Laguboti, Kabupaten Tobasa, itu diterima melalui jalur undangan di ITB karena prestasinya.
Gomos bersama rekan-rekannya dari Del Laguboti pernah diundang oleh NASA atau Badan Antariksa Amerika Serikat untuk menyampaikan riset bertajuk Micro-Aerobic Metabolism of The Yeast Saccharromyces Cerevisae In A Microgravity Environment, tepatnya pada 29 Maret 2016.
Belajar dari pengalaman selama di NASA Amerika Serikat, Gomos menekankan perlunya proses pembangunan di Indonesia dipercepat.
Indonesia, menurut dia, jauh ketinggalan dibanding negara adidaya itu, terutama karena faktor pola pendidikan di sana jauh lebih baik.
"Di sana, disiplin itu kuat. Humble dalam membagi ilmu, humble mengajari. Mereka walau seorang doktor atau profesor pun tak segan membagi ilmu dan pengetahuan dan tidak merasa rendah saat berbagi dengan anak-anak SMA," kata Gomos yang mengaku tak suka dengan hal-hal yang berbau menghafal itu.
(Baca selengkapnya: Perjuangan Gomos Manalu, Anak Penjual Roti yang Pernah Diundang NASA)
Disinggung soal jurusan yang dia ambil di ITB, Gomos menyebut sengaja mengambil Elektronika dan Informatika yang memang terbaik di Indonesia. Dia menilai, jurusan itu juga cocok dengan kemampuannya.
Proses mengambil jurusan saat mendaftar, Gomos tunggal dengan pilihan itu, meski ada tiga pilihan ditawarkan.
"Aku hanya pilih jurusan itu. Meski ada tiga pilihan. Aku di situ saja. Karena itu sesuai kemampuanku. Kalau tak jebol ya tak mengapa. Tapi diterima. Nanti S-2 jika lulus S-1 ngambil Informatikanya," tegas Gomos yang sudah merancang langkah-langkah rintisan pendidikannya jauh hari sebelumnya.
Gomos mengaku, terus berusaha keras untuk menambah wawasan. Dia pun berpesan kepada generasi muda sekarang untuk tidak berleha-leha dengan kesenangan pribadi.
Generasi sekarang, lanjut dia, justru harus memanfaatkan waktu yang tersedia begitu luas untuk mengembangkan diri agar kelak kemudian tak ada penyesalan soal hilangnya waktu yang begitu banyak.
Dia mengingatkan, keberhasilan itu ditentukan dari pemanfaatan waktu. Dia percaya, disiplin bisa menolong generasi muda Indonesia untuk bersaing di mana saja demi mendorong kemajuan dan pembangunan bangsa.
"Mumpung masih muda, sebaiknya anak-anak muda berlomba memanfaatkan waktu meraih kesuksesan," tukasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.