Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dua Desa di Bima Bersitegang, Satu Korban Tewas, Satu Terluka

Kompas.com - 10/05/2017, 05:25 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Dua kelompok warga antara Desa Laju, Kecamatan Langgudu dan Desa Tolouwi, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) bersitegang, Selasa (9/5/2017).

Ketegangan antar-dua desa itu terjadi sekitar pukul 09:30 Wita. Akibatnya, satu korban tewas. Sedangkan satu warga lainnya mengalami luka-luka.

Ketegangan dua desa bertetangga ini dipicu aksi pembacokan terhadap warga Desa Laju saat mencari pelaku pencurian telepon genggam di Desa Tolouwi, beberapa hari lalu. Korban yang belum diketahui identintasnya itu harus dilarikan ke RSUD Bima.

Tidak terima dengan pembacokan itu, ratusan warga Desa Laju menyerang warga Desa Tolouwi. Saat menyerang mereka membawa senjata tajam, seperti panah, parang dan tombak. Namun, aksi mereka dihadang aparat di Desa Sondo, Kecamatan Monta.

Kabag Ops Polres Bima, Kompol Muslih yang memimpin pasukan mengimbau warga menahan diri. Namun warga tetap ngotot dan berusaha menerobos blokade aparat. Untuk meredam aksi massa, petugas membubarkan paksa dengan melepas tembakan ke udara.

Tembakan peringatan itu dibalas lemparan batu oleh warga. Tak berlangsung lama, warga akhirnya pasrah setelah mendengar salah seorang rekannya terjatuh saat polisi terus melepaskan tembakan. Warga kemudian berhasil dipukul mundur.

(Baca juga: Kekeringan, Dua Kelompok Tani di Polewali Bersitegang Berebut Air)

 

Korban yang terjatuh saat dibubarkan paksa aparat bernama Ovaradinsyah (16), warga Desa Laju. Pelajar kelas I SMA ini meninggal dengan luka robek di bagian kepala.

Ovardiansyah sempat dievakuasi ke Puskesmas Tangga. Karena tak bisa ditangani, korban dirujuk ke RSUD Bima. Anwar (32), keluarga korban menduga anak yatim itu tertembak peluru dari arah petugas saat memukul mundur warga yang hendak melakukan penyerangan.

"Kami menduga korban jatuh karena ditembak. Belum lagi ada korban lain yang babak belur dihajar polisi pake senjata, termasuk ada dua perempuan yang diinjak-injak," kata Anwar di RSUD Bima, Selasa malam.

Salah seorang petugas medis, Nasrullah mengaku belum bisa memastikan penyebab korban terluka. Pihak rumah sakit beralasan belum sempat melakukan rontgen lantaran kondisi korban yang tidak stabil.

"Saat di bawah memang terlihat ada luka robek di bagian kepala sebelah kanan. Tapi kami enggak berani pastikan korban luka tembak atau tidak, harusnya dirontgen dulu. Sementara lukanya sudah dijahit," ucapnya.

Setelah beberapa jam dirawat intensif, korban meninggal dunia sekitar pukul 21:55 Wita di RSUD Bima. Jenazah korban lalu dipulangkan dengan mobil ambulans ke rumah duka di Desa Laju, sekitar pukul 23.43 Wita.

(Baca juga: Tewaskan Satu Siswa, Bentrok Warga di Ambon Dipicu Perampasan Ponsel)

 

Sedangkan satu korban yang mengalami luka-luka masih dirawat intensif diruang UGD RS setempat.

Sementara itu, Kapolres Bima AKBP Eka Fatur Rahman SIK membantah adanya tindakan represif anggotanya saat membubarkan massa, sehingga menyebabkan korban meninggal. Korban terluka akibat terjatuh saat dipukul mundur aparat.

"Korban jatuh saat dibubarkan, bukan kena peluru," ungkapnya.

Dia mengatakan, saat ini situasi di lokasi bentrok sudah kondusif. Dua kelompok warga yang bentrok sudah menahan diri dan kembali ke desanya masing-masing.

"Situasi sudah aman. Warga Laju sudah kami pukul mundur ke Desanya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com