Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Tewas Penuh Luka, Keluarga Korban Kepung Mapolres Bulukumba

Kompas.com - 22/03/2017, 14:03 WIB
Abdul Haq

Penulis

BULUKUMBA, KOMPAS.com - Tidak terima dengan kematian kerabatnya dengan luka lebam di sekujur tubuh korban di dalam sel tahanan Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Bulukumba, Sulawesi Selatan, ratusan keluarga Syamdudin (40) mengepung mapolres setempat guna meminta pertanggungjawaban polisi, Rabu (22/3/2017).

Awalnya, ratusan keluarga korban Syamsuddin mendatangi Mapolsek Bulukumba dengan menggunakan 14 unit minibus dan langsung menggelar orasi di depan mapolsek pada pukul 10.00 Wita. Mereka mempertanyakan kematian Syamsuddin yang dinilai tak wajar di dalam sel tahanan.

"Jelas-jelas ini adalah pelanggaran hak azasi manusia. Saudara kami meninggal dengan luka bekas penganiayaan," jelas Amin Rais, perwakilan keluarga korban.

Baca juga: Tahanan Tewas di Sel dengan Tubuh Penuh Luka

Usai berorasi di depan Mapolsek Bulukumpa, mereka kemudian bergerak ke Mapolres Bulukumba dan memblokade jalur trans Sulawesi.

Kericuhan beberapa kali terjadi saat keluarga korban berusaha meringsek masuk dan membakar ban bekas, namun dihalangi oleh aparat kepolisian yang melakukan pengamanan.

Keributan ini reda setelah Kapolres Bulukumba AKBP Kurniawan Efendi keluar dan menaiki mobil truk yang dijadikan panggung orasi. Kurniawan berjanji akan mengusut tuntas kematian Syamsuddin.

"Saya siap mempertaruhkan jabatan saya terkait dengan kasus ini, dan saat ini kami masih menunggu hasil otopsi dari rumah sakit," kata Kurniawan.

Meski demikian, Kurniawan yang dikonfirmasi secara terpisah mengakui korban meninggal secara tidak wajar dan diduga dianiaya di dalam sel penjara. Namun ia membantah pelaku penganiayaan adalah aparat kepolisian.

"Kemungkinan dianiaya oleh sesama tahanan, tapi kalau anggota yang melakukan itu tidak mungkin," kata Kurniawan.

Sebelumnya, Syamsuddin dijemput oleh aparat Polsek Bulukumpa di kediamannya di Dusun Bolaperringe, Desa Tibona, Kecamatan Bulukumpa pada Sabtu, 18 Maret 2017 lalu atas tuduhan menghamili anak kandungnya sendiri.

Saat dijemput polisi, kondisi fisik Syamsuddin sehat, namun kerabat korban kaget saat mendengar informasi bahwa Syamsuddin tewas pada Minggu malam, 19 Maret 2017.

Sejumlah kerabat korban kemudian mendatangi ruang mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Daeng Raja dan menemukan fakta bahwa sekujur tubuh korban penuh luka lebam dan robek.

"Kami yakin bahwa kerabat kami mengalami penyiksaan mengerikan di dalam sel tahanan, karena saat dijemput polisi dia sehat dan tidak ada riwayat penyakit, tapi tiba-tiba meninggal dengan banyak luka bekas penyiksaan di tubuhnya," kata Suparmin, kerabat korban.

Baca juga: Tahanan Tewas di Sel, Keluarga Tuntut Polisi Tanggung Jawab
 
Syamsuddin sendiri dibekuk polisi berdasarkan laporan mantan istrinya yang menuding pria ini telah menghamili NF, anak kandungnya sendiri. NF sendiri mengalami keterbelakangan mental.

Polisi yang melakukan penyelidikan kemudian mengamankan Syamsuddin hingga akhirnya dia tewas di dalam sel tahanan Mapolres Bulukumba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com