Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2017, 12:01 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Ratusan sopir angkutan kota dan taksi konvensional menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Senin (20/2/2017).

Mereka memprotes banyaknya angkutan umum berbasis aplikasi online yang sudah banyak beroperasi di Kota Malang.

Dalam aksinya, mereka memarkir kendaraannya mengitari Alun-alun Tugu yang ada di depan Balai Kota Malang. Mereka juga menyampaikan aspirasinya yang meminta angkutan berbasis aplikasi itu ditutup dan dilarang beroperasi.

"Aplikasinya ditutup. Kalau taksi online dan Go-Jek belum berbadan hukum mohon ditutup. Khawatir ada bentrokan horisontal," kata salah satu ketua Jalur Angkot di Kota Malang, Hadi Purwanto I Toger.

Ia menyebut, akibat banyaknya angkutan berbasis aplikasi itu, pendapatan seluruh sopir angkot dan taksi konvensional menurun drastis hingga 50 persen.

"Taksi aplikasi dan Go-Jek sudah merajalela dan merampas hak kami. Kami minta aplikasinya ditutup, Go-Jek tidak boleh broperasi," tegasnya.

Ia mencontohkan, angkutan berbasis aplikasi di Solo dan Bali ditutup dan dilarang beroperasi.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang, M Anton mengaku belum bisa memenuhi permintaan pendemo untuk menutup angkutan yang berbasis online. Menurutnya, butuh tahapan untuk menutup angkutan itu. Baik kantor ataupun aplikasi yang digunakan.

"Kalau menutup aplikasinya kita tidak mampu. Kalau menutup nomor hp, minta diblokir memang kita bisa," katanya.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa angkutan berbasis aplikasi yang beroperasi di Kota Malang merupakan angkutan ilegal. Sebab, berdasarkan aturan, hanya angkutan yang memiliki badan hukum yang diperbolehkan beroperasi.

"Angkutan yang sah ini hanya angkutan taksi dan mikrolet yang berbadan hukum," jelasnya.

Saat ini, mulai banyak angkutan umum berbasis online yang beroperasi di Kota Malang. Seperti Go-Jek, Grab, Uber, Taxi Online.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com