Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Selamat Datang di Jalur Pantura Demak, Anda Memasuki Wilayah Jebakan Batman"

Kompas.com - 11/02/2017, 09:03 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Sudah tiga bulan terakhir ini, jalur pantai utara (pantura) Demak, Jawa Tengah rusak dan berlubang.  Banyaknya lubang di jalur itu mengancam para pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor, yang melintas di jalan nasional tersebut.

Hampir setiap hari terjadi kecelakaan lalu lintas, terutama kecelakaan tunggal yang didominasi pengendara motor akibat terperosok lubang berdiameter antara 25 cm - 100 cm dengan kedalaman 10 cm.

Keluhan, kritikan, dan kecaman dari warga terhadap pemerintah terkait kerusakan jalan Pantura Demak dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari aksi menanam pohon pisang di jalan berlubang, memasang spanduk sindiran hingga cuitan di media sosial.

Di jalur Semarang-Demak, sekitar Pasar Buyaran, warga mengkritisi kerusakan jalan dengan memasang spanduk bertuliskan "Selamat datang di Jalur Pantura Demak. Anda memasuki wilayah jebakan batman", dan "Pak sopir siap digoyang".

Warga Karanganyar, Demak menanam pohon pisang di jalan yang berlubang sebagai peringatan karena setiap hari banyak pengendara motor yang terjatuh kibat terperosok jalan berlubang.

"Jalan Pantura Demak sekarang rawan sekali buat pengendara motor, karena banyak jalan berlubang, apalagi pas musim hujan begini," keluh Aji Irawan (25) warga Sayung, Demak.

"Kami yang orang Demak dan sudah hapal titik mana yang berlubang, masih saja terjatuh, apalagi pengendara dari luar kota. Jalan berlubang ini sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan," ucap warga lainnya Ahmad Saefudin (33) yang asli Karanganyar, Demak.

Kabag Operasional Polres Demak, Kompol Sutomo, Jumat ( 10/2/2017) saat ditemui Kompas.com, mengatakan, jalan pantura Demak memang banyak yang berlubang. Hampir setiap hari, dirinya menerima keluhan terkait jalan yang rusak berlubang dan tergenang air tiap kali hujan turun.

Jalan sepanjang 40 kilometer mulai Sayung hingga Karanganyar tak layak dilintasi kendaraan saking rapatnya lubang. Lubang - lubang jalan yang dijumpai di sepanjang jalur pantura itu sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor, terutama saat hujan dan malam hari.

"Di Karanganyar yang merupakan perbatasan Demak-Kudus itu paling parah, Mas. Pernah saya hitung ada dua ratusan lubang," kata Kompol Sutomo.

Class action

Sekretaris Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Demak Raya Anwar Sadad mengatakan, masyarakat bisa mengajukan class action terkait kerusakan jalan yang mengakitkan para pengguna jalan mengalami kecelakaan lalu lintas. Apalagi pengendara telah membayarkan sejumlah pajak sebagai pemakai jalan.

Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan  memungkinkan setiap pengguna jalan raya negara, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kota bisa menuntut pemerintah untuk mengganti rugi atas kecelakaan yang dialami oleh setiap warga negara Indonesia.

"Gugatan class action bisa diwakili beberapa orang. Namun secara khusus bisa dikonsultasikan dengan pakar hukum," ucap dia.

Kejadian di jalan pantura, khususnya jalan yang berada di Kabupaten Demak, lanjutnya, mestinya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah selaku penyedia jasa transportasi agar segera melakukan perbaikan secara menyeluruh mengingat kondisi tersebut sampai memakan banyak korban.

"Jangan sampai pemerintah baru bertindak ketika sudah ada korban meninggal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com