Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan "Metro Capsule" Bandung Tahun Ini

Kompas.com - 27/01/2017, 15:03 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan purwarupa metro capsule Bandung direncanakan dilakukan sekitar bulan April 2017.

Keputusan itu diperoleh Ridwan usai menggelar rapat di Gedung Kemensesneg, Jakarta, Kamis (26/1/2017) kemarin.

"Iya ada rapat di Jakarta. Persiapan prototype LRT tipe metro capsule. Jadi LRT Bandung ada dua, yang menang lelang Singapura dan yang prototype teknologi Indonesia. Teknologi Indonesia itu kan metro capsule," tutur Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Jumat (27/1/2017).

Pembangunan metro capsule sepanjang enam kilometer itu akan dilakukan dalam dua tahap. Rute pertama akan dibangun di Stasiun Bandung sampai ke Dalemkaum sepanjang 3 kilometer.

"Nanti tiga kilometer berikutnya nambah sampai Tegalega dan muter lagi ke Stasiun Bandung," ujar Emil, sapaan akrabnya.

Dia menuturkan, proyek itu akan dikerjakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Saat ini, kata Emil, pihaknya tengah menunggu terbitnya perpres sebagai payung hukum pelaksanaan proyek tersebut. Karena dikerjakan BUMN, ia optimistis proyek itu bisa segera dilakukan dalam waktu dekat.

"Sedang berproses kelihatannya enggak ada masalah dan lebih cepat. Saya tinggal ngejar surat dari Presiden karena yang mengerjakan BUMN. Dalam konteks peraturan perundangan Presiden bisa keluarkan Perpres untuk menunjuk BUMN mengerjakan proyek yang sifatnya pilot project," kata Emil.

"Itu dilakukan Presiden untuk proyek Palembang menunjuk BUMN dalam LRT Palembang. Dengan pola yang sama saya akan mengupayakan dalam minggu ini keluar Perpres itu," tambahnya.

Menurut dia, pembangunan metro capsule Bandung akan memakan biaya sebesar Rp 1 triliun.

"Anggaran setengah dari pemerintah pusat dan setengah udunan Kemenhub, Pemprov Jabar dan sedikit dari Pemkot Bandung. Enam kilometer Rp 1 triliun itu sangat murah. Berarti per kilometernya hanya Rp 150 miliar dibanding monorel yang hampir Rp 500 miliar per kilometer," tuturnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com