Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ormas Kedaerahan di Balikpapan Tolak FPI dan GNPF

Kompas.com - 22/01/2017, 21:05 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Kompas TV Umat Beragama Bali Tolak Keberadaan FPI

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Massa dari organisasi kemasyarakatan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menyerukan penolakan terhadap Front Pembela Islam (FPI) maupun kelompok Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF).

Aksi mereka berlangsung sepanjang Minggu (22/1/2017) siang. Aksi tersebut sampai menutup salah satu ruas Jalan Ahmad Yani di pusat kota.

"Kita menginginkan kelompok seperti ini tidak dikasih ruang di Balikpapan," kata M Rafii, Koordinator Gerakan Ansor Wilayah Penajam, Paser, Balikpapan, di tengah unjuk rasa berlangsung.

(Baca juga: Henry Yoso: Sebaiknya FPI Cepat Dibubarkan)

Mereka menyebut gerakan FPI dan GNPF rawan menciptakan situasi tidak kondusif. Massa pengunjuk rasa itu mengkhawatirkan berkembangnya FPI dan GNPF di Balikpapan.

Sebab, menurut mereka, FPI dan GNPF merupakan kelompok anti-toleransi di negeri ini. Ia juga menyebut gerakan mereka radikal sambil mengatasnamakan agama.

Menurut dia, gerakan FPI tidak cocok dengan kondisi di Balikpapan. "Kota Minyak" ini dinilai sebagai kota multi-etnis, multi-kultur, dan beragam agama.

"Miniatur Indonesia mini," kata Rafii. Walau beragam, kota terasa damai. Warga Balikpapan hidup tenggang rasa dan rukun berdampingan.

Oleh karena itu, Rafii berharap situasi kondusif di Balikpapan tidak terganggung dengan berkembangnya kelompok intoleran.

"Inilah saatnya kita tunjukkan eksistensi dan kontribusi kita sebagai warga Kota Balikpapan yang cinta kedamaian," kata Rafii.

(Baca juga: Demo, Ratusan Warga Dayak Minta FPI Dibubarkan)

Komentar serupa juga muncul dari seorang tokoh adat Dayak, Abriantinus. Menurut dia, kelompok intoleran telah menyakiti hati warga lokal.

"Kita orang Dayak itu ada Banjar, Kutai, Tidung, Paser, dan lainnya, tetapi perkataan kelompok intoleran telah menyakiti hati warga lokal," kata Abriantinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com