Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumut Rawan Bencana, Satu Helikopter Basarnas Beroperasi di Medan

Kompas.com - 11/01/2017, 16:03 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Berdasar kondisi geografis, geologis, demografis dan klimatologis, Provinsi Sumatera Utara masuk kategori rawan bencana. Bencana ini akibat faktor alam, non-alam, maupun perilaku manusia.

Data indeks risiko bencana 2015 di Sumut, ada 33 kabupaten dan kota rentan terjadi bencana sehingga memerlukan investigasi, kesiapan, dan kesiagaan menghadapinya.

Perlu tindakan cepat, tepat, terkoordinasi, dan terpadu sehingga penyelenggaraan penanggulangan bencana bisa efektif dan efisien untuk mengurangi resiko kematian dan kerugian harta benda.

Penanganan bencana ini juga perlu melibatkan lembaga, badan dan berbagai pihak melalui koordinasi yang terintegrasi baik.

"Satu unit helikopter canggih akan menjadi kebanggaan kita bersama. Heli ini menjadi pendukung kapasitas, sarana dan prasarana, maupun kompetensi sumber daya manusia dalam kesiapsiagaan, pencarian dan pertolongan korban bencana," kata Gubernur Sumut Erry Nuradi, Rabu (11/1/2017).

Ia menyebutkan, bencana alam yang sering terjadi di wilayah Sumut adalah gempa bumi, erupsi gunung berapi, tsunami, banjir, tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan.

Oleh karena itu, perlu upaya menurunkan indeks resiko bencana tersebut. Salah satunya dengan menyurati setiap kabupaten dan kota agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir dan tanah lonsor sejak November 2016 hingga Februari 2017 karena kondisi iklim ekstrem.

Kepala SAR Nasional Marsekal Madya Felicianus Henry Bambang Sulistiyo mengatakan, pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan hadir cepat ke daerah bencana sesuai dengan standar SAR internasional. Salah satunya dengan menempatkan helikopter SAR di Kota Medan.

Helikopter ini akan beroperasi di kawasan bencana Sumatera bagian utara dan tengah, yakni Aceh, Sumut, Padang, Pekan Baru, dan Jambi.

Ia mengatakan, helikopter menjadi bagian penting dalam misi SAR karena bisa mempersingkat waktu respons dan efisiensi jam terbang operasi. Selama ini, efisiensi menjadi kendala utama dalam menjalankan misi untuk keadaan bencana.

"Dengan wilayah yang ada, setidaknya dibutuhkan 15 heli untuk mendukung kinerja. Saat ini baru ada lima unit, secara bertahap akan ditambah sesuai dengan kemampuan anggaran. Setidaknya penempatan heli di Medan dapat meng-cover wilayah bencana," kata Sulistiyo.

Ia mengatakan, ada dua hal yang selama ini gencar dilakukan Basarnas dan komponen gabungan, yakni menjadi bagian dengan komunitas SAR internasional.

Oleh karena itu, Basarnas tidak lepas dari negara-negara sahabat karena menjadi bagian dan diatur dengan organisasi internasional.

"Basarnas dan komponen gabungan gencar membangun untuk mendapatkan pengakuan bahwa kita patut diperhitungkan. Dalam tugas kemanusian kita sudah diakui oleh tujuh negara besar," kata dia.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riadil Akhir Lubis menambahkan, penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama operasional helikopter SAR Sumut di Pangkalan Udara Lanud Suwondo Medan melingkupi penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan melalui kerjasama operasional helikopter SAR di Sumut.

Helikopter jenis AW.139 Agusta Westland buatan Italia 2015 itu baru terbang 200 jam. Kapasitasnya 13 orang dengan kemampuan membawa muatan 2.778 kilogram untuk menunjang evakuasi korban.

"Untuk menunjang kegiatan ini, kita buat posko bersama antara TNI AU, Pemprov Sumut dan Basarnas di hanggar Lanud Soewondo," ucap Riadil.

Helikopter tersebut berbahan titanium dan memiliki panjang 13,77 meter serta tinggi 3,72 meter. Burung besi berwarna oranye ini dilengkapi lima main rotor sehingga bisa lebih stabil saat terbang dengan kecepatan 310 km/jam di ketinggian 20.000 kaki.

Helikopter tersebut diklaim paling canggih milik Basarnas. Itu terlihat dari fasilitas canggih yang ada, seperti avionik digital dilengkapi sistem kendali empat sumbu otomatis, penjejak inframerah Flir Star Safire 380-HDc, dan searchlight Trakka Beam A-800. Helikopter ini juga mampu terbang diam (hover) secara otomatis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com