Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pertanian Dorong Kalimantan untuk Segera Swasembada Bawang Merah

Kompas.com - 16/12/2016, 06:23 WIB
Jumarto Yulianus

Penulis

RANTAU, KOMPAS.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong Kalimantan untuk bisa segera memenuhi kebutuhan bawang merah sendiri setelah melihat potensi bawang merah yang dikembangkan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan sangat menjanjikan.

Kalimantan ditargetkan bisa mewujudkan swasembada bawang merah paling lambat pada 2018.

"Kalau bisa, tahun depan (2017), Kalimantan harus sudah swasembada bawang merah. Jadi, tidak lagi mendatangkan bawang merah dari Brebes atau Bima," kata Amran dalam kegiatan panen bawang merah di Desa Shabah, Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Kamis (15/12/2016).

Kegiatan panen bawang merah itu juga dihadiri, antara lain Staf Khusus Kasad Brigadir Jenderal TNI Afifuddin, Wakil Gubernur Kalsel Rudy Resnawan, Komandan Korem 101/Antasari Kolonel (Kav) Yanuar Adil, Bupati Tapin Arifin Arpan, serta Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Kalsel Fathurrahman.

Amran mengatakan, tanah Kalimantan terbukti bisa menghasilkan bawang merah setelah 71 tahun Indonesia merdeka.

Hasilnya juga sangat menggembirakan dengan produktivitas rata-rata 9-10 ton per hektar untuk bawang merah yang ditanam di daerah dataran rendah. Untuk yang ditanam di daerah dataran tinggi, produktivitasnya mencapai 17 ton per hektar.

"Karena itu, kami terus mendorong pengembangan bawang merah di Tapin. Dengan harapan, Tapin bisa menjadi lumbung bawang Kalimantan dan memenuhi kebutuhan bawang di seluruh wilayah Kalimantan, kecuali Kalimantan Barat yang jaraknya jauh dan juga sudah mengembangkan bawang merah," ujar Amran.

Jika Kalimantan bisa memenuhi kebutuhan bawang merah sendiri, menurut Amran, inflasi akibat kenaikan harga bawang bisa ditekan.

"Kalau mendatangkan bawang merah dari Brebes atau Bima, harga bawang di Kalimantan berkisar Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kilogram. Sementara bawang dari Tapin harganya cuma Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per kg," katanya.

Untuk mewujudkan swasembada bawang merah, lanjut Amran, luas areal tanam harus terus ditingkatkan.

Saat ini, luas areal tanam bawang merah di Tapin baru 410 hektar (ha). Tahun depan, diharapkan bisa meningkat menjadi 600 ha sampai 800 ha.

Kementan mendukung dengan memberi bantuan anggaran untuk pengembangan bawang merah seluas 200 ha.

"Luas areal tanam harus terus ditingkatkan hingga mencapai 5.000 ha," ujarnya.

Bupati Tapin Arifin Arpan mengatakan, daerahnya mulai mengembangkan bawang merah pada 2013. Awalnya, cuma 4 ha. Tetapi karena berhasil dan menjanjikan, luas areal tanam bawang merah terus ditingkatkan.

"Kami siap saja untuk terus memperluas areal tanam sepanjang lahan masih tersedia. Untuk itu, kami juga mengharapkan dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi," katanya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Kalsel Fathurrahman, lahan pertanian di Tapin yang potensial untuk pengembangan bawang merah mencapai 1.000 ha.

Karena itu, untuk mencapai luas tanam 5.000 ha, Tapin perlu dukungan dari daerah penyangga, seperti Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Balangan, Tabalong, dan Tanah Laut, yang juga sudah mulai mengembangkan bawang merah.

"Produktivitas bawang merah di daerah-daerah tersebut sudah hampir sama dengan produktivitas bawang merah di Tapin," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com