Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2016, 21:45 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap agar insiden penghentian kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) tak merusak nilai toleransi yang sudah dibangun oleh warga Bandung.

Menurut pria yang kerap disapa Emil ini, sejak dulu Bandung sudah dikenal sebagai kota pluralis yang sangat menjaga nilai keberagaman.

"Kota Bandung pada dasarnya sejak dulu sampai zaman kolonial pada dasarnya adalah kota pluralis bukan homogen. Sejak zaman Belanda, Kota Bandung itu toleran terbuka dengan nilai-nilai. Itu tidak bisa dirusak oleh sekelompok," ucap Emil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Kamis (8/12/2016).

Emil pun tak menutup kemungkinan jika seiring berjalannya waktu ada individu atau kelompok yang muncul untuk mengusik nilai-nilai toleransi. Namun, Emil memastikan bahwa dalam peristiwa yang terjadi di Bandung, kelompok pelakunya tak mewakili karakter warga Bandung yang sangat menghargai keberagaman.

"Dalam kemajuan zaman selalu ada orang yang melakukan hal seperti ini dalam bentuk ekstremis agama, ideologi, ekonomi. Jadi saya kira tidak mewakili gambaran besar warga Bandung yang sebetulnya sangat toleran, pancasilais," ungkapnya.

Emil pun bakal menggelar rapat terkait persoalan tersebut. Dia mengaku akan mengundang seluruh unsur untuk mencari tahu sebab utama masalah tersebut, termasuk mencari tahu asal-usul ormas yang meminta KKR dihentikan.

"Ini yang akan saya rapatkan karena pada dasarnya ormas agama itu harus tergabung dalam forum silaturahmi ormas Islam. Di situ kami mengedukasi, berkomunikasi, kepada mereka yang terbukti tidak masuk ke dalam forum silaturahmi umat Islam itu masuk kategori yang melanggar Perda," ujarnya. (Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani)

 )

(Baca juga: Ini Kronologi Penghentian Kebaktian Rohani di Sabuga Bandung)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com