LINGGA, KOMPAS.com - Tim pencari pesawat M28 Skytruck milik Polri kesulitan mendapatkan tambahan bahan bakar. Mereka harus berlayar lebih dari tiga jam untuk mendapat pasokan bahan bakar.
Seperti diberitakan, pesawat itu jatuh di perairan Lingga, Kepulauan Riau pada Sabtu (3/12/2016) pagi. Pesawat itu dinaiki 13 anggota Polri dengan tujuan Batam. Di tengah penerbangan, pesawat jatuh di dekat Pulau Mensanak, Lingga.
"Sampai hari ini, 18 kapal mencari pesawat itu," ujar Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, Selasa (6/12/2016).
Baca juga: Pencarian Pesawat Skytruck Milik Polri Diperluas
Kapal sebanyak itu membutuhkan bahan bakar tidak sedikit. Masalahnya, cadangan bahan bakar di Lingga tidak banyak. Setiap bulan, rata-rata hanya dipasok lima ton solar ke Lingga.
Padahal, setiap kapal membutuhkan paling sedikit 10 ton untuk beroperasi selama beberapa hari. Karena itu, sebagian kapal terpaksa kembali ke Bintan atau Batam untuk mengisi ulang bahan bakar.
“Sebenarnya tidak efektif karena menghabiskan bahan bakar dan waktu untuk pelayaran pergi pulang dari sana ke lokasi pencarian,” ujarnya.
Dari lokasi ke Bintan butuh waktu pelayaran minimal delapan jam untuk pergi pulang. Pelayaran juga menghabiskan bahan bakar tidak sedikit.
“Saya akan mencoba berkomunikasi dengan Pertamina untuk mengatasi persoalan ini. Karena ada keadaan darurat, tentu harus ada pertimbangan khusus,” kata dia.
Baca juga: 4 Kantong Jenazah dan Potongan Tubuh Korban Pesawat Skytruck Segera Diidentifikasi
Bahan bakar tidak hanya untuk kapal saja. Pencarian itu melibatkan empat helikopter Polri dan Basarnas. Seluruhnya membutuhkan bahan bakar untuk operasi pencarian.