BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna meminta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH).
Menurut Anang, banyaknya daerah tangkapan air akan menghambat proses air limpasan (run-off) yang secara otomatis mampu menangkal banjir.
"Kita mendorong Pemkot Bandung memperbanyak RTH. Toh, itu sudah disadari Pak Wali yang tertuang dalam RPJMD bahwa tiap tahun akan nambah 2 persen, sehingga pas akhir mencapai 20 persen. Kita hanya mengingatkan. Ini sudah perda, dan harus dilakukan," ucap Anang, Jumat (11/11/2016).
Baca juga: Terseret Banjir 1,5 Kilometer, Mobil Avanza Ditemukan Rusak Parah
Anang mengatakan, dengan situasi saat ini penyediaan ruang terbuka hijau bisa dilakukan secara instan dengan membeli lahan.
"Kalau di wilayah kota kan mahal banget, kalau di wilayah pegunungan masih relatif murah, itu akan melindungi daerah di bawahnya," kata dia.
Selain itu, Anang pun meminta agar Pemkot Bandung segera membuat banyak sumur resapan, khususnya di kompleks perumahan elit di wilayah utara Bandung.
"Perbanyak sumur resapan, di setiap rumah harusnya, apalagi rumah di kompleks elit. Sumur resapan biayanya murah paling Rp 5 juta, atau Pak Wali kan cerdas dalam menggali CSR, arahkan ke sana CSR-nya," ucapnya.
Disinggung soal penerapan teknologi tol air sebagai siasat menangkal banjir, Anang menilai cara tersebut kurang efektif. Sebab, daya tampung serta daya buang pompa tak sebanding dengan volume air yang cenderung tinggi.
"Tol air kita harus berhitung volume air, ketika tak sebanding enggak akan efektif. Mungkin bisa mempercepat buangan, tapi kan lama juga karena curah hujan tinggi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.