Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Bangunan Rusak akibat Gempa Magnitudo 6,2 di Halmahera Barat

Kompas.com - 10/10/2016, 20:27 WIB
Yamin Abdul Hasan

Penulis

TERNATE, KOMPAS.com – Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, menyebutkan, sejauh ini belum menemukan adanya bangunan rusak akibat gempa bumi magnitudo 6,2 pada Minggu (9/10/2016) pukul 21.46 WIB.

“Hingga saat ini bangunan atau rumah warga tidak ada yang mengalami kerusakan karena jangkauannya jauh, yang terasa dampaknya adalah wilayah Kota Bitung dan Manado, Sulawesi Utara,” kata Kepala BPBD Halmahera Barat, Cholid Ismail, Senin (10/10/2016).

Sejauh ini, kata dia, pihak BPBD telah berkoordinasi dengan desa-desa di wilayah Halmahera Barat yang rawan gempa. Namun, hasilnya tidak ada kerusakan bangunan pemerintah ataupun rumah warga.

“Kami dari BPBD langsung turun ke lapangan untuk dapat memastikan informasi dari pihak pemerintah desa, tapi ternyata sesampainya di lokasi tidak ada rumah warga yang rusak,” ujarnya.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ternate Kustoro Hadiatmoko menambahkan, gempa tersebut terjadi di beberapa daerah di wilayah Halmahera Barat, di antaranya Kecamatan Jailolo, Galela, Desa Mayau, Tahafo, Kedi, Tolofu, hingga Morotai.

Guncangan kuat juga dirasakan hingga beberapa daerah di Sulawesi Utara, di antaranya Manado, Bitung, Tondano, dan Kotamobagu.

Gempa bumi ini, menurut Cholid, ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa bumi menengah sehingga wajar jika spektrum guncangannya terjadi dalam wilayah yang luas hingga Sulawesi Utara.

Pembangkit gempa bumi ini diperkirakan karena terjadinya deformasi batuan pada slab lempeng laut Maluku di kedalaman 133 kilometer di bawah lepas pantai Halmahera Barat. Di bawah busur Halmahera, zona Benioff lempeng laut Maluku menunjam ke timur mencapai kedalaman hingga 300 kilometer.

“Patut disyukuri bahwa dengan kedalaman hiposenter gempa menengah ini menjadikan potensi tsunami sangat kecil. Di zona ini dalam waktu 3 tahun terakhir memang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan yang cukup signifikan,” kata Kustoro lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com