BENGKULU, KOMPAS.com - Pelayanan dan penataan pembangunan di Kota Surabaya berbasis elektronik yang disampaikan Wali Kota Tri Rismaharini di hadapan para kepala daerah di Provinsi Bengkulu mengundang decak kagum.
Tidak saja mengurus penduduk Surabaya, Risma mengaku juga kerap direpotkan dengan mengurus hewan piaraan masyarakat yang masuk got dan sungai.
Risma menceritakan, Pemerintah Kota Surabaya juga membentuk tim siaga bencana berbasis kode telepon bencana 112.
"Tim bencana ini sebenarnya terdiri dari unsur Muspida, bila terjadi bencana bisa bergerak cepat. Juga menerima pengaduan masyarakat. Nah, belakangan pengaduannya banyak, sampai kucing masuk got, atau hewan peliharaan masuk sungai juga dilaporkan. Tim harus merespons laporan itu," cerita Risma dalam Korsup KPK di Bengkulu, Rabu (21/9/2016).
Baca juga: Risma: Di Surabaya, Janin hingga Orang Meninggal Diurus Pemerintah
Perkembangan selanjutnya, Risma melihat masyarakat Surabaya membutuhkan wadah curahan hati atau "curhat" untuk pasangan suami-istri yang sedang mengalami masalah rumah tangga. Kebutuhan wadah "curhat" akan segera ditindaklanjuti.
"Selama ini kami ada wadah 'curhat' remaja, yang memang ada tim psikiater. Namun karena 'curhat' masalah rumah tangga juga tinggi, maka wadah 'curhat' untuk urusan rumah tangga juga akan kami bentuk," ungkapnya.
Risma bersama KPK berbagi tips mengelola pelayanan publik berbasis elektronik yang bebas korupsi di Provinsi Bengkulu. Keberhasilan Risma membangun Surabaya menginspirasi Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti untuk mengadopsi langkah-langkah yang telah dilakukan Risma.
"Sebenarnya banyak pihak luar negeri siap membantu Bengkulu membangun sistem pelayanan pembangunan dan pemerintahan berbasis elektronik. Namun karena ini produk anak bangsa, maka kami belajar dengan Surabaya," kata Rdiwan Mukti.