Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Aplikatif, Bupati Purwakarta Mengajar di Jalan Raya

Kompas.com - 16/09/2016, 07:47 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pelajar SMAN 2 Purwakarta berjejer membuat setengah lingkaran di pinggir jalan Lingkar Barat Purwakarta. Di tangannya terdapat buku dan sebuah pulpen.

Mereka mendengarkan dengan saksama apa yang disampaikan guru tamunya hari itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Ia sengaja mengajar untuk memperlihatkan pendidikan aplikatif yang digulirkannya.

"Ini bentuk pendidikan aplikatif yang saya maksud," ujar Dedi di Purwakarta, Kamis (15/9/2016).

Di hadapan puluhan siswa-siswi kelas III itu, Dedi meminta mereka menghitung panjang, lebar, serta kedalaman jalan. Dalam pengerjaan mereka akan dibantu langsung oleh PU.

"Di sekolah diajarkan matematika, berapa panjang kali lebar. Sekarang kita akan menghitung panjang jalan," ucapnya.

Setelah mendapat data panjang, lebar, dan kedalaman jalan, siswa harus mencocokannya dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Misal, di RAB tebal hotmix 5 cm, cocokkah dengan di lapangan.

"Tak hanya itu, perhatikan juga bahan dan komposisinya, sama enggak dengan RAB. Untuk mengetahui kecocokan bahan, nanti kalian akan bisa mengeceknya di laboratorium PU," ucapnya.

Dengan menghitung dan mencocokannya ke RAB, siswa tidak hanya belajar matematika, fisika, kimia secara aplikatif. Siswa juga diajarkan pendidikan anti korupsi secara aplikatif.

"Sesuai enggak dengan RAB, kalau tidak sesuai, korupsi tuh," katanya.

Lewat praktek ini, Dedi berharap siswa membantu mengawasi jalannya pembangunan. Siswa menjadi orang kritis yang bisa mengungkapkan ketika terjadi praktik korupsi.

"Pemda sudah kekurangan tenaga. Kalau sudah jago hitung, kami bisa menggunakan Anda. Ada honornya loh. Dan jangan lupa, Anda-Anda ini nantinya akan jadi insinyur, sarjana, dan membangun Purwakarta," terangnya.

Dedi pun meminta siswa mengawasi pembangunan di sekolahnya. Karena kebetulan saat ini, SMAN 2 Purwakarta tengah membangun ruang kelas baru.

Setelah mendapat penjelasan dari Dedi, anak-anak langsung mengukur jalan dan mendapat teori dari PU tentang jalan. Mereka begitu antusias, meski harus masuk ke gorong-gorong.

"Senang banget. Ini kaya study tour. Baru kali ini saya belajar soal jalan. Menarik banget," ucap Asih, siswa kelas III IPA I.

Siswa lainnya, Atania Jannatin mengaku menjadi lebih paham cara kerja Dinas Bina Marga Purwakarta dan mengaplikasikan teori matematika di kelas. Dari hasil perhitungannya, jalan yang diukur panjangannya 50 meter dan lebar 6 meter.

"Luasnya jadi 300 meter persegi. Ketebalan jalan juga diukur menggunakan alat coredrill dan tadi nanya juga berapa biaya per meternya," ujarnya.

Sementara itu, guru SMAN II Purwakarta, Aris Kusumah mengatakan, pendidikan aplikatif ini sangat bagus untuk membangun logika inheren antara teori di sekolah dengan praktik di lapangan.

"Out put-nya akan bagus jika berkelanjutan. Siswa mampu mengaplikasikan teori di kelas. Semua disiplin ilmu itu ada praktiknya," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com