Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unibraw Hasilkan Tegangan Listrik dari Lindi

Kompas.com - 26/08/2016, 13:21 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Jawa Timur membuat inovasi baru di bidang energi listrik.

Lindi atau air endapan dari tumpukan sampah yang selama ini tidak berfungsi diubah menjadi pembangkit listrik.

Gadis Maulina, mahasiswa semester tujuh yang ikut memunculkan inovasi listrik dari lindi mengatakan, inovasi tersebut berawal dari kepeduliannya terhadap sampah. Selama ini, banyak sampah bertumpuk, tapi jarang ada pihak yang memanfaatkannya.

"Sebenarnya motivasi awalnya ini adalah ingin menggunakan sampah yang tidak berguna menjadi berharga," katanya kepada Kompas.com di Laboratorium Sumber Daya Lingkungan Unibraw, Jumat (26/8/2016).

Ia menjelaskan, air lindi mengandung zat organik. Zat tersebut apabila direaksikan dengan energi akan menimbulkan tegangan listrik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, air lindi sebanyak 1,2 liter bisa menghasilkan tegangan listrik 0,3 watt.

Cara mengaplikasikannya cukup mudah. Air lindi cukup ditaruh di dalam dua bak tanpa diolah secara bersamaan. Setelah itu, air lindi didalam bak itu dihubungkan dengan kabel yang berbetuk seri. Kabel tersebut dipilih supaya tegangan listrik yang dihasilkan lebih maksimal. Sedangkan listrik yang dihasilkan itu berupa anoda atau kutub negatif.

"Air lindi dituang aja tanpa diapa - apain. Jadi kami memanfaatkan bahan alami dari lindi untuk menjadi sumber listrik," jelasnya.

Sementara untuk menghasikan kutub positif atau katoda, air hasil dari endapan lindi itu dialirkan ke bak lainnya dan dicampur dengan air.

Hardiansyah, mahasiswa lainnya, mengatakan, daya tahan zat organik di dalam lindi itu bertahan selama lima sampai 10 hari. Setelah kandungan organik di dalam lindi itu habis, lindi itu harus diganti dengan lindi baru.

"Kalau sudah habis kandungan organiknya harus diganti baru. Nanti keluaran yang sudah dilewatkan sama sistem ini. Airnya lebih jernih. Yang endapannya ini jadi B3 harus diolah karena berbahaya," ungkapnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan membuat penelitian lebih lanjut dengan membuat prototipe melalui pembuatan rancangan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Lindi) di TPA Supit Urang, Kelurahan Mulyorejo, Kota Malang.

Hasil survei sementara, TPA tersebut menghasilkan 600-800 ton sampah per hari. Tumpukan sampah sebanyak itu diprediksi akan menghasilkan 19.560 liter lindi dan bisa membangkitkan tegangan listrik hingga 23.472 watt.

Tegangan sebanyak itu bisa mencukupi penggunaan listrik untuk 52 KK dengan asumsi setiap KK menggunakan tegangan 450 watt.

Penelitian tersebut dilakukan Gadis Maulina mahasiswa semester 7, Hardiansyah mahasiswa semester 7, Sya'diyatul Azizah juga semester 7, Lazuwardi Kusumandaru mahasiswa semester 3, dan Dimas Yusuf Irawan mahasiswa semester 3. Mereka dibimbing oleh dosen Angga Dheta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com