Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pergerakan Tanah Tidur di Pengungsian, Pagi Pulang ke Rumah

Kompas.com - 19/08/2016, 22:11 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Masa tanggap darurat bencana pergerakan tanah di Desa Nagrakjaya, Kecamatan Curugkembar, Sukabumi, Jawa Barat sudah berakhir sejak Sabtu (13/8/2016) lalu.

''Saat ini memasuki masa transisi,'' kata Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono kepada Kompas.com saat meninjau lokasi bencana di Kampung Babakan Mindi, Desa Nagrakjaya, Kamis kemarin.

Menurut Adjo saat ini masyarakat di lokasi bencana sudah mulai tenang karena sudah terbiasa. Guguran material longsor seperti batu dan tanah di tebing Gunung Sapu pun sudah mulai menurun.

''Namun kita tetap waspada. Apalagi bila hujan turun masyarakat sudah diimbau untuk pergi ke pengungsian,'' ujar dia.

Karena, lanjut Adjo, warga yang terdampak bencana pergerakan tanah ini masih ada yang menempati rumahnya. Terutama rumahnya yang masuk kategori rusak ringan dan terancam.

''Biasanya kalau malam tidur di pengungsian yang sudah disiapkan, dan pagi harinya kembali pulang ke rumah,'' katanya.

''Warga terdampak yang rumahnya rusak berat sudah meninggalkannya dan ada yang mengungsi ke tempat keluarganya,'' tambah dia.

Salah seorang warga, Aminah mengungkapkan setiap malam dirinya dan ketiga anaknya harus pergi ke pengungsian. Kalau siang pulang ke rumah walaupun kondisi rumah sudah rusak.

''Suami saya meninggal sudah lama, sekarang saya tinggal bersama tiga anak. Saya tidak punya pekerjaan, namun Alhamdulillah kalau makanan tidak mendapatkan kesulitan,'' aku Aminah.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, pergerakan tanah di Desa Nagrakjaya sejak Selasa (19/7/2016) hingga Kamis (18/8/2016) menyebabkan 174 rumah rusak berat, 100 rumah rusak sedang, 56 rumah rusak ringan dan 97 rumah terancam dengan total jumlah penduduk 1.236 jiwa.

baca: Pergerakan Tanah di Gunung Sapu Meluas, Puluhan Warga Mengungsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com